Sabtu, 05 Desember 2009

Desember Kelabu




Rasa-rasanya sudah lama Ruang Jeda ini tidak kusinggahi. Padahal kepala sudah mulai gerah, hingga ide-ide yang sempat singgah, cepat pula berlalu, hilang dan tak sempat terrangkum di ruang penghujung lelah ini. Sekedar menjadi peluh yang tak sempat terrangkai menjadi kata yang mengalir dan memberi sapa. Padahal ujung-ujung jari mulai terasa ngilu. Sepertinya semua terbawa dan kemudian terhapus oleh angin bulan Desember. Angin bulan Desember yang kelabu. Ach...lupakan Desember kelabu, kita nikmati saja pertemuan sederhana ini meski sejenak, sekedar kita melepas rindu.

Sepertinya, masih saja belum cukup waktu untukku bisa leluasa bercengkerama. Bukan sebab aku begitu sibuk hingga tak tersisa sedikit waktu untuk sekedar menyapa, hanya saja komputer yang biasa kupakai mengunjungi ruangmu, jaringan internetnya telah mati entah sudah berapa minggu. Postingan terjadwal pada akhirnya terasa basi, hanya sedikit meninabobokan gairah, lebih terasa seperti kehilangan ruh buatku yang tak terbiasa akrab dengan buku. Tak ada juga lembaran koran, hanya televisi yang terus menyala yang menyuguhkan siaran-siaran yang semakin membingungkan. Skandal Bank Century-lah, rebutan memimpin Pansus Hak Angket-lah. Bingung kan?! Ketika channel berpindah, infotainment tiba-tiba melenakan gairah, wajah cantik artis sinetron kita membuat lupa drama ketidak adilan yang dialami ibu Prita dan nenek Minah.

Tapi sudahlah, kita yakin saja bahwa masih banyak waktu yang tersisa untuk kita saling bercerita di lain waktu. Sementara, sebelum biaya warnet malam ini benar-benar terasa mencekik leher, biarkan aku menyudahi cengkerama kita. Sebagai pengangguran, berlama-lama di warnet tak baik untuk kesehatan. Biarkan juga tulisan ini mewakili kata maafku yang belum sempat mengunjungi ruang indahmu, sekaligus ungkapan terimakasih atas waktu yang kau relakan untuk singgah dan memberi semangat di sini, di Ruang Jeda ini. Tak usah kau teruskan prasangkamu tentangku. Karena aku masih menyimpan rindu. Rindu tentang kita. Tak usah pula kau hiraukan patah hatiku yang membuat Desember benar-benar terasa kelabu buatku. Ach...bukankah kita sepakat untuk melupakan Desember yang kelabu?! Jadi, kita nikmati saja pertemuan sederhana ini meski sejenak, sekedar kita melepas rindu.

16 Jejak Yang Tertinggal:

Ello Aris mengatakan...

Dan biarkan kita bertemu lagi... Di tulisan yg lain.

Sohra Rusdi mengatakan...

Desember kelabu mudah-mudahan menjadi januari yang indah nantinya kami selalu rindu dengan tulisan indahmu mas

Bunda Alfi mengatakan...

Sebuah pertemuan yang sederhana dibulan desember,semoga pengobat rindu bagi ruang jeda.

Semangat bulan desember ya...

Sari mengatakan...

Desember CERIAAAA aja yak !! Biar semangat gitu loh !! :P

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

mampir sejenak menikmati pertemuan sederhana guna melepas rindu disudut ruang jedah semoga desember senantiasa ceria.

SeNjA mengatakan...

pertemuan singkat tapi meninggalakan kesan mendalam mas...

tulisannya enak bgt buat dibaca dan pastinya tertinggal menjadi kesan yg manis ^_^

-Gek- mengatakan...

Jadi kelabu,, karena listrik mati ya Mas..
Yang penting kan dah ketemu kita-kita, semoga kelabunya berubah jadi biru cerah ya.. :)

Yunna mengatakan...

pa kabar mas?

aku singgah setelah lama hilang...

De mengatakan...

jangan bilang desember itu kelabu,
karna bagi ku desember itu biru
karna aku lahir dibulan desember
hehehehe... (promosi)

reni mengatakan...

Sebenarnya pertemuan kita membuat Desember tak sekelabu sebelumnya... Meskipun pertemuan itu singkat saja, semoga dapat mengobati rasa rindu di antara kita..

Ivan Kavalera mengatakan...

Kunjungan kangen ke ruang jeda di bulan Desember yg semoga tidak kelabu. Hehehe, aku jadi ingat sebuah lagu lawas nih.

ellysuryani mengatakan...

Yang jelas, Desember adalah bulan sibuk karena mau habis tahun anggaran. Ayo ceriakan diri, semangat....

Zahra Lathifa mengatakan...

Ah...pertemuan yg sangat singkat! gpp yan, daripada jadi berhutang sama warnet...:D
I always miss reading your words bro!

anazkia mengatakan...

Sebelum baca dan komentar, saya mo ketawa dulu :) rupanya, kemarin2 saya sudah salah masuk rumah :)) saya mampir ke blog mana githu, kirain punyanya ruang jeda. Aku siap komentar gini, "lama tak singgah. Rumahnya baru yah...??" =)) rupanya salah orang. :D jadi malu. Sekarang mo, baca tulisan dulu :) Biar gak salah orang lagi. Soalnya confius ama pemili "Ruanh Jeda" dan (aku lupa namanya)

anazkia mengatakan...

Desember tak lagi kelabu. Bukalah kembali catatan awal tahunmu? sebanyak mana matlamat yang kau telah raih...??? (ngaco ah, aku aja gatot semua) hehehe...

Tapi, yang pasti insya Allah kita mahfum. Semoga line inetnya segera sembuh dan kompinya bisa diajak kompromi lagi. Tentang kunjungan balasanmu, kita memakluminya. Semoga awal tahun baru hijriyah yang akan bermula memberikan semangat baru untukmu sahabat. Insya Allah...

setiakasih mengatakan...

mengenalimu dengan sederhana,
telah membuatku
ke infiniti
rindu.

Posting Komentar

Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda