
Perjalanan Ruh dalam penantiannya di Lauhul Mahfudz pun tertiup, yang pada akhirnya singgah dalam tempat mulia yang bernama Rahim sang ibu. Jeda dari pengembaraannya dan menjalani tempat awal kehidupan baru yang akan dimulai. Sebuah persinggahan, at the point of no return, bergerak menuju kesempurnaan yang Ia janjikan. Sampai pada 21 Januari 1982, wujud baru pun telah lahir untuk menapaki jalan persimpangan alam menunggu hari keabadian........tanpa akhir, tanpa tepi............
Senyum bahagia pun tertoreh dari wajah-wajah yang penuh harap, kelak ia akan menjadi insan yang membanggakan. Sang jabang bayipun mulai nampak atas Kehendak Yang Kuasa dengan segala rahasia-Nya. Bukan mata yang segera ia buka, tapi kaki yang segera ia tapakkan.
***
Ketika waktu berjalan terasa begitu cepat berlalu
Ketika kita merasa kehilangan jiwa untuk terus bermimpi
Ketika kita tak sanggup berdiri dengan penuh rasa percaya diri
Ketika kita tak lagi punya cinta yang terasa abadi
Sesungguhnya hidup harus kita sadari
Bahwa setiap nafas yang kita hembuskan
Setiap langkah yang kita jejakkan
Berlalu dengan sedikit makna
Selayaknya kita berhenti sejenak dari pelarian kita menuju akhir
Bukan kembali ke awal
Tapi mencoba untuk merenungi kembali
Tentang langkah kita yang telah terlewati
Tentang mimpi kita yang belum terbukti
Tentang ke"aku"an kita yang belum teruji
Tentang cinta kita yang mungkin masih terselip rasa benci
Jeda... menata kita untuk lebih bermakna
*****
Inilah yang menjadi semangat untuk melepaskan lelah dari perjalanan yang cukup panjang dengan segenap persoalannya. Meluangkan sedikit waktu untuk memaknai setiap hembusan nafas dan setiap jengkal langkah dalam setiap detak waktu, lewat rangkaian kata dalam puisi, cerpen ataupun sekedar uneg-uneg yang mengganjal di perasaan. Barangkali lewat Ruang Jeda ini, perjalanan tidak menjadi begitu sia-sia. hehe.
Salam kenal dan terimakasih atas persinggahannya.
Lewat sempitnya waktu yang telah mempertemukan kita dalam .........
Lewat sempitnya waktu yang telah mempertemukan kita dalam .........

22 Jejak Yang Tertinggal:
L A P O R A N
Nama : Yans
Pekerjaan : Pengangguran terselubung, pembangkang terbuka
Catatan : Yang bersangkutan sepanjang hidupnya tidak
pernah melakukan kebaikan
Sebagai warganegara
Laporan Selesai
*menyadur puisi Gus Im
Ini ni blog yg mantap. :)
Bnyk ruangnya.Untung g' tersesat.Huft. . (-_-')
Kunjungan balasan.
Nice blog
Berkunjung
semoga kita bisa saling mengisi dan memaknai segala hal dengan lebih jujur.
salam kenal.
blognya bagus .. :)
permisi, saya mampir.. keren blognya
salam kenal :)
ow.. ternyata cowok???
hehehe, udah follow rada lama, baru sadar kalau yang empunya ternyata cowok, subhanaallah..
kekuatan "kata" nya keren banget, magis!!
aku singgah sejenak diruangmu
menghela nafas seraya membaca tulisan indahmu...
dan aku terpana
salam hangat
nafas ruang jedamu hangat
rutinitas seringkali memerlukan jeda untuk sekedar mengevaluasi perjalanan diri yang telah dilalui dan menyusun rencana baru untuk perjalanan yang akan datang
sepertinya ini tempat yang menyenangkan untuk rehat sejenak.
salam kenal, mas. :)
mas, mas. fesbugnya ndak ada yg personal?
yapz benar bgt tu mas hidup itu memang harus di sykuri,,,karena di dunia ini gx ada yg abdi,,nanti jg kita semua bkal kembali k asal lg..
berhenti sejenak... melihat teman sebayaku yg lama tak menemui cintanya.... semoga engkau tetap menjadi sahabat sejati...
liiiiiike :)
dlem bgt maknax.. :) slam knal..
wow, jati diri yang teruntai dengan bait puisi-puisi yang indah. bak alunan lagu yang syahdu...
baru baca tulisan ini...bagus puisinya. intinya sama, tafakkur. akhirnya bisa ke sini lagi untuk kedua kalinya.
jeda itu memang tidak ada awal dan akhir
tiba-tiba saja muncul saat bosan mulai hinggap
makasih buat jeda nya ya.
merefresh q setiap aku bosan dan letih
mantap articlenya sob,lain dari yang lain..thanks ya..
maju terus dan sukses selalu..
salam kenal..
Fotonya keren mas bro
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda