Minggu, 25 Agustus 2013

Puisi

....................puisi adalah kau.
Ya, kaulah puisi itu. Sebab itu aku tak lagi mampu mengkhayalkan apapun tentangmu. Tak ada lagi sosok imajiner yang menjelma lewat kata, sebab kau nyata.

Sebab kau nyata, aku tak bisa berpura-pura.
Senyum dan tawaku adalah nyata.
Pilu dan tangisku adalah nyata.

Kuputar waktu, menengok masa lalu dan ku kumpulkan kembali memori yang berserakan seperti bintang-bintang. Biarkan mata ini basah oleh kenangan.
Rindu............. dan dendamku adalah nyata.
Asa............ dan kesahku adalah nyata.

Lantas kukejar waktu, seperti bayang-bayang yang mengejar matahari sebelum ia benar-benar tenggelam. Sebelum nyawa menjemput ajal, sebelum aku benar-benar tiada. Biarkan mata yang basah ini mengering tersapu angin.
Senyum tawa,
tangis pilu,
rindu dendam,
asa dan kesah
yang tak mampu ku urai sejak semula, kuikat dan kemudian kurangkai satu persatu menjadi puisi, menjadi dirimu.

...................kaulah puisi itu.
Cinta dan air mataku adalah nyata.
dan antara keduanya, tak butuh alasan kenapa harus ada.