Senin, 05 Juli 2010

Balada Si Roy

 
Roy nama yang mengandung kekuatan
Lelaki bandel, norak, tengil, menyebalkan.
Jantan, lembut, juga punya pengertian.
Ibarat legenda.
Dia memang penuh imajinasi dan sensasi.
Aku harus jujur bahwa, hari-hariku akan sepi
tanpa dia!

Begitu Dewi (perempuan yang menjadi kekasih Roy) menulisnya.

Si Roy, pemuda petualang, bertubuh jangkung atletis, rambut gondrong, rahang kukuh; dengan senyum nakal; dan sorot mata yang liar, tetapi di lain waktu sorot mata itu begitu sendu dan teduh seolah lautan. Ia adalah sosok yang mencintai keindahan yang dimiliki perempuan, serta peduli pada lingkungan. Sepertinya ia memang sebuah legenda. Ada banyak anak muda yang terinspirasi olehnya, Balada Si Roy. Ada banyak orang muda ingin seperti Roy. Ia sepertinya menularkan spirit yang luar biasa kepada setiap lelaki pada jamannya, bagaimana semestinya sosok seoarang lelaki tumbuh dan membentuk sikap. Pengembaraan dan petualangan seorang remaja dan lika-liku kehidupan yang dia jalani dengan "blue" ranselnya di kota-kota dimana kakinya ingin melangkah dalam pencarian identitas diri melalui pengembaraan dan petualangan dalam evolusi awal masa-masa remajanya.

Si Roy adalah tokoh imajinatif dan inspiratif yang diciptakan oleh Gola Gong dalam "Balada Si Roy" yang ditulisnya sejak di bangku SMA. Semua ditulisnya di puluhan buku hariannya. "Saya menulis 'Balada Si Roy' dengan hati," katanya. Sepertinya Si Roy benar-benar lahir dari pergolakan batin sang pengarang. Semangat Gola Gong adalah nyata dalam diri si Roy, begitu kata banyak pembacanya.

Novel serial “Balada Si Roy” muncul di Majalah Hai pada Maret 1989 – 1994, dan sebelum hari ini, saya sama sekali belum pernah menyentuh dan membaca cerita yang diteritkan dalam 10 jilid oleh Gramedia Pustaka Utama itu.

Hingga hari ini, seorang kawan membawa buku tebal bertuliskan Balada Si Roy dan menyodorkannya kepada saya. Setelah saya buka, ada tanda tangan penulisnya pula, "Gola Gong" plus sebuah kalimat "lelaki menggenggam dunia" di sampul bagian dalamnya. Hmmmm....  Buku itu adalah terbitan terbaru. Merupakan bundel 10 buku best seller Balada Si Roy yang sebelumnya pernah diterbitkan oleh “Beranda Hikmah” yang memuat buku 1 hingga 5. Kini Gong Publishing menerbitkan kesepuluh novel "Balada Si Roy" itu:

1. Joe, 1990
2. Avonturir, 1990
3. Rendes-vouz, 1991
4. Bad Days, 1991
5. Blue Ransel, 1991
6. Solidarnos, 1992
7. Telegram, 1992
8. Kapal
9. Traveller, 1993
10. Epilog, 1994

Hmmm.... sepertinya menarik. Seru! Beberapa puisinya sungguh indah dan menggugah. Coba simak:

kudengar gemuruh ombak lautan
nyanyian daun-daun dan serangga malam
angin mendesau membisikkan sesuatu
dan bau tanah pegunungan memanggiliku
maka kutinggalkan rumah dan ranjang mimpi
pergi mengembara ke belantara sunyi
menggendong ransel sarat beban
: o, apa sebenarnya yang kau buru?
lakon apa yang ingin kau mainkan?

ya, akulah si pengembara
terus bergerak ke cakrawala
walau beribu kali tersungkur kenyataan
jiwaku menolak kebuntuan jalan

ya, akulah si pengembara!

[Firman Venayaksa dan RG Kedung Kaban - Blue Ransel]

rumahku entah di mana
tak kutemukan di sajak-sajak
di matahari, dan di bulan
karena tidurku
di bawah bintang-bintang
jauh di rimba belantara
tenggelam di dasar lautan
mesti pulang ke mana
setelah letih mengembara?

[Heri H. Harris - Rendez-vous]

menggeliatlah! menarilah!
sampai basah tubuh oleh peluh
biar saja senjakala jatuh
dan malam menyergapkan kelam
tak perlu menyumpah menyerapah
atau termangu atau tersedu pilu
menggeliatlah! menarilah!
seperti burung malam yang tak lelah
menyeru bulan. tak lelah-lelah!

[Toto ST Radik, Train 2]

Seorang lelaki harus berani
berani mengusir ketakutan
ketakutan untuk berbuat salah
ketakutan untuk berkata salah

Dan seorang perempuan harus berani
memiliki gelisah jiwa lelaki
berani untuk kehilangan laki-laki

[Heri H. Haris - Epilog]

Lelaki artinya mempunyai keberanian
mempunyai martabat
itu artinya pecara pada kemanusiaan
itu artinya mencintai tanpa mengizinkan
cinta itu menjadi jangkar
itu artinya berjuang untuk menang

[Alexandros Panagoulis - Joe]

Lelaki memiliki wanita
tapi ia dimiliki semua
dia memang harus pergi
tapi juga harus kembali
karena ada yang mengasihi
dan dikasihi...

[Heri H. Haris - Traveler]

Duka adalah luka
luka karena ujung pisau
tapi aku enggan mengobati
karena luka lain bakal datang

[Heri H. Haris - "Joe" episode Roy Boy Blues]

segalanya berjalan seperti adanya
langkah sudah terjadi pun sejarah
hendak kau ulang sesuatu yang tak kau ingin ingat?
bebaskan segalanya
lepas bebas
sebagaimana udara di ketinggian
lepaskan masa dulu selepas-lepasnya
biar tak ada sisa kecuali sejarah
biarlah tersisa nama dan cerita
toh segalanya pada apa yang disebut segalanya

[Asih Purwaningtyas - Traveler]

Sepertinya belum terlambat bagi saya untuk ber-Balada (bersama) Si Roy. Saya akan menikmati petualangan ini. Bahkan sebelum membaca, saya merasa spirit dan roh si Roy, telah ada dalam diri saya. Hehehe.......

28 Jejak Yang Tertinggal:

Unknown mengatakan...

wah, mau berpetualang sob? smoga lancarr ya...

Latifah hizboel mengatakan...

Hmm..ternyata Si Roy sudah menjadi spirit dan menjadi sebagian jiwanya seorang ' Yans '....

Sosok ROY, pernah dengar tapi belum pernah membaca novelnya...

Selamat malam ' Roy Yans ' ? :)

yansDalamJeda mengatakan...

>>siroel; nah lho?!?!?!?!
>>Latifah hizboel; hehehehe....jangan bilang2 ya teh, klo aq adalah Roy. hehehe.
Penasaran, sy jg baru baca hari ini. Br beberapa lembar saja.

Terimakasih telah singgah di sini.

Anazkia mengatakan...

ehem.. ehem.. saya malah belum baca, padahal, kirimannya dah sampe ke Malaysia :) selamat yah...

Anazkia mengatakan...

Yang milih cocok banget yah? coba kalau dikiriminnya Emak Ingin Naik Haji sama Jilbab Traveler, kayaknya tuh buku untuk temnen ceweknya :D

Isti mengatakan...

saya bacanya karna ikut abang saya yang langganan majalah HAI...kayaknya wkt masih SD deh :D

itempoeti mengatakan...

sempat baca dulu di majalah "Hai"
inget masa2 jadul...

Love4Live mengatakan...

jiyaaahhh... dulu sempat juga langganan majalah "Hai"...
wakakakakak...

Raa mengatakan...

Si Roy, pemuda petualang, bertubuh jangkung atletis, rambut gondrong, rahang kukuh; dengan senyum nakal; dan sorot mata yang liar, tetapi di lain waktu sorot mata itu begitu sendu dan teduh seolah lautan. Ia adalah sosok yang mencintai keindahan yang dimiliki perempuan, serta peduli pada lingkungan.
Hahahaha...kamu banget! sumpah! sayangnya badan kamu nggak atletis hiks.....apalagi liat foto Roy! Yanes bangetttttttttt!!!!!!!
Berani taruhan.....kamu selesai nggak baca buku itu?kan kamu males baca! Peace.....
Ups ya.....I am Fine Yans!

yansDalamJeda mengatakan...

>>all; halaman terakhir tercatat angka 672. Hmm...lumayan tebal, tp menarik juga membacanya.

Nb: @Raa; kalau ini bs saya baca sampai "khatam", berarti ini adalah sejarah baru Balada Si Yans. Hahahaha.

Tks utk semua yag telah singgah, Ananzkia, Isti, itempoeti, Love4Live n Raa.

catatan kecilku mengatakan...

Aku juga belum pernah baca Balada Si Roy... sptnya emang menarik tuh mas.

the others... mengatakan...

Puisi2 itu semua ada dalam buku Balada si Roy ?
Bagus2 puisinya...

annie mengatakan...

Duluuu sekali saat masih ABG, saya sempet tuh langganan majalah Hai dan Gadis (kontradiktif ya? hehe ...) disana ada tuh serialnya. Mas Yans itu representasi si Roy juga, ternyata? Dulu, saya ngebayangainnya ya cuma Mas Gola Gong (meski gak kenal) Sekarang, kalo mampir kesini, saya bayangin Mas Yans kayak si Roy hehe ...

Oya, lupa, ada award untukmu, semoga berkenan untuk menjemputnya.

Yohan Wibisono mengatakan...

Artikel yang menarik sekali, semoga sukses selalu dan saya tunggu kunjungan balik di website saya..thx,slm kenal

Unknown mengatakan...

wah, novel jadul ya

TRIMATRA mengatakan...

selamat menyelami lautan pengembaraan si ROY....

sering2 kasih resumenya yaaa....

Yohan Wibisono mengatakan...

semoga sukses selalu dan saya tunggu kunjungan anda di website saya.thx

dwi edelweis mengatakan...

Dan seorang perempuan harus berani
memiliki gelisah jiwa lelaki
berani untuk kehilangan laki-laki

*gaya rambutnya dah mirip bgt tu ma si Roy :)

Galang dana Balada si Roy mengatakan...

Bisa bantu untuk proyek Balada si Roy ?

Anonim mengatakan...

novel yg menjadi inspirasi dan penguat moral..

roy n blue ransel mengatakan...

huufh....emang ga da matinye....
balada si roy? otomatis otak gw blk k masa lalu..dmn masa prtma x brdarah krna brantem..prtma x muka gw merah malu krna prtma x mrasa indahnya rindu....lngkaplah,pokonya novel itu mngiringi ms remaja gw jempol bwt roy

Anonim mengatakan...

ketika laki laki menjadi seorang lelaki , pantang menyerah gola gong, walau duniamu tak seindah dulu,.

morishige mengatakan...

Balada si Roy memang menginspirasi sekali, menurut saya. layak dibaca oleh pemuda-pemudi Indonesia yang sedang mencari jatidiri.

abu fathir mengatakan...

cerita yang menginspirasi di kala remaja...thn 90an...how to be a men..

Anonim mengatakan...

rendezvous !

abie mengatakan...

Welcome to the jungle ~ selamat mnikmati petualangan si roy~kbetulan qta adlah generasi zaman roy dcerbungkan d majalah Hai~novel ini dan semua yg positif msh tertanam kuat~si roy mendorong u/ mengejar d menggapai mimpi2~bs dbilang roy membuat qta belajar prinsip2 positif remaja~ trakhir ktika denger sang pengarang "sakit" ampe nangis krny~tp alhamdulillah "si roy" skr udh bs travelling lagi~ we miss u roy'

Unknown mengatakan...

Mulai baca balada si Roy tuh sekitar awal 92 an deh gw masih kuliah, anak muda yang punya emosi yang meletup berbekal semangat Roy gw ama temen temen naik ke Gunung Kerinci, gw berharap muncul lagi penulis kaya Gola Gong yang karyanya bisa jadi penyemangat kaum muda...Terima Kasih Gola Gong..

Unknown mengatakan...

gw baca nya masih SMP, kd kangen masa itu :(

Posting Komentar

Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda