Bagi sebagian orang, barangkali ide untuk menulis bisa dibilang mudah untuk mereka temukan. Apalagi bagi mereka yang akrab dengan buku dan terbiasa mengasah ingatan mereka, tentu tak begitu sulit jika hanya sekedar menggalinya. Mereka yang punya basic penulis atau pencari berita tentu menulis adalah hal yang lumrah. Apalagi hanya sekedar nge-blog, tentu mudah. Entah, mungkin tak berlaku buat kita yang seringkali menyebut diri blogger amatiran.
Barangkali kita, lebih-lebih saya bukanlah orang yang memiliki basic semacam itu. Aktivitas nge-blog terasa gampang-gampang susah. Nge-blog awalnya hanya sekedar mencari ruang untuk jeda sejenak dari rasa lelah dan jenuh, rehat dari perjalanan yang menjemukan. Sekedar potret diri sebagai ruang untuk introspeksi, refleksi atas apa yang telah terlalui. Merangkum kembali pengalaman dan ide yang melintas untuk mencoba mengambil hikmah yang mungkin bisa dipetik. Berharap ada mutiara yang tersembunyi yang bisa digenggam dari setiap interaksi. Begitu mengalir awalnya. Hingga merasa tak ada lagi beban yang membaratkan ayunan langkah.
"Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu". Dee pernah menuliskan demikian dalam Filosofi Kopi nya.
Beberapa kali saya mencoba meraba, jika jeda sudah tercipta dan memberi arti pada setiap rangkaian kata, lalu apa perlu kita perlu menambahnya?! Jika tali pengikat jarak sudah memberikan ruang untuk tidak selalu berhimpitan, lalu kenapa kita semakin mengulur hingga semakin menjauhkan rasa "saling" itu?!
Ketika jeda yang sejenak itu kemudian berubah menjelma menjadi semacam candu yang semakin ingin dinikmati, sayapun lupa hingga memaksa untuk jeda berjenak-jenak. Ruang yang awalnya hanya sekedarnya saja, tiba-tiba terasa membebani langkah hingga terseok dan tertatih. Fiuhh.........
Tanpa bermaksud untuk melayukan gairah kita untuk terus mengembarakan kreatifitas, hanya sedikit meregangkan otot kita yang kaku saja. Bukankah teko harus juga terisi untuk dapat menuangkan air kesejukan pada gelas kering?! Jika jeda hanya sejenak, jika rehat hanya sebentar, lalu kenapa kita harus memaksa untuk berlama-lama?! Jika langkah sudah terasa ringan, bukankah kita harus terus melangkah dan melanjutkan perjalanan?!
Namun masih terselip keyakinan begitu besar, nge-blog mampu menggali ide-ide yang tidak terus datang tanpa diundang, membangun kembali ingatan kita yang mudah terlupakan dan tak mampu dibendung memori otak, merangkum kembali pengalaman-pengalaman dan menjadikannya kenangan yang tak terlupakan. Pada akhirnya, biarkan jeda mengalir sekedar mengembara, menyusun dan mengisi kembali, sehingga tak ada yang perlu dipaksakan. Maka luangkan waktu untuk melangkah, berikan jejak untuk jeda, sejenak saja.
20 Jejak Yang Tertinggal:
waow.. mantabh sob..
benar, terkadang aku juga merasakan itu.. dan membutuhkan jeda barang sejenak..
Setuju, harus selalu ada jeda dalam hidup ini termasuk ngeblog. Masa ngeblog terus 23 jam perhari? Gak mungkin kan? Sejenak saja, biarkan mengalir.
dengan jeda kita bisa menguatkan intuisi,,,menggali ide2 yang tercecer.
dengan jeda,kita bisa menghela nafas kita.... mengatur langkah selanjutnya ^_^
Mantap. Mari mengambil jeda seperti yang kita inginkan. Mari menulis selagi ada hentakkan yang meraung minta dituangkan. Tinggal kita sesuaikan dengan kebutuhan saja kawan. Saya, he tidak juga setiap hari bisa ngeblog. Tapi kalau ide sudah datang, dan sempat (ada waktu) ya blogging juga.
kadang jeda sejenakku ga memberikan hasil ide apa" padahal sedang butuh ide T^T
jedaku malah panjaaanggg daaannn laaammaaa...
hehehehe
setuju
jeda bisa merefresh kembali pikiran yang terkontaminasi
hehehe....
jeda memberi kesempatan pada kita untuk mengumpulkan energi kembali.
agar bersemangat lagi :)
nice...aku juga suka "spasi"nya DEE
dan kak yans memberi arti yang lebih dalam..
aku suka...
dengan jeda sejenak di ruang jeda, aku baca postingan ini..
nice post.. :)
"Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?" sebuah kutipan yang indah. lama tak berkunjung ke ruang ini. masih belum banyak yg berubah. tetap ada tulisan2 indah yang penuh makna dan sarat refleksi bwt diri
mampir sejenak disudut jedah sambil mengumpulkan kembali ide yang berserakan untuk ditata ulang menjadi sebuah rangkaian kata yang layak menjadi sebuah kisah meskipun saya tau tak akan pernah seindah untaian kata yang tersaji disini.
Mantap sangat sobat
aku baru kembali dari jedaku...berharap mendapat jawaban tentang makna dari kebisuan..
Terimakasih buat sahabat yang sudah singgah.
bung yans inlah orang yang paling produktif dan nggak kehabisan ide,,, tulisan barunya hampir tiap hari..
ckckckckck
saya aja yang berlangganan blog ini hampir kesulitan mengikuti setiap tulisannya..benar2 produktif...
dua jempol untukmu, kawan.
Viva bloger Indonesia!
Jeda kalo kelamaan ga baik, sama dengan sibuk kalo kelamaan. Memang jeda sejatinya hanya memberi ruang sempit di antara 2 kesibukan. Sama dengan ngeblog, yg seharusnya menjadi tempat kita singgah di antara kesibukan kita yg sebenarnya (eh..kecuali kalo pekerjaan utamanya memang ngeblog ya?!)
Mas, mau rehat yah ceritanya...??? Apapun, semoga kembali dengan semangat baru. Insya Allah... :)
assalamualaikum. afwan dik, boleh saya minta no.hpnya?kenalkan saya mba Ani. salam kenal. ini no.hp mba Ani: 08562794642
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda