Nge-blog (menulis di blog, tepatnya) merupakan hal baru bagi saya. Sama barunya dengan semangat saya untuk menulis atau menuangkan ide melalui tulisan. Mungkin tak begitu bagi sebagian orang atau kawan-kawan yang sudah lama yang tergoda dengan ruang yang bernama Blog.
Keinginan untuk menuangkan ide dalam sebuah tulisan agaknya cukup berat juga dilakukan bagi orang-orang yang miskin ide seperti saya. Ditambah rasa malas dan gampang bosan yang selalu menjangkiti otak dan pembuluh darah yang membuat saya malas untuk menggunakan anugerah Tuhan yang sangat istimewa yang bernama otak.
Waktu memang berjalan cukup cepat, dan ternyata banyak juga yang terbuang agak sia-sia. Banyak hal yang mungkin layak disesali di tengah perjalanan, di saat-saat jeda seperti ini. Barangkali ini hanya sekedar curahan hati, atas keinginan yang hampir mendekati cita-cita. Dulu, saya (kadang-kadang) ingin menjadi seorang penulis. Saya membayangkan hasil tulisan saya dimuat dan diterbitkan di media massa, bisa dibaca oleh banyak orang, bahkan tulisan saya dinanti-nanti. Saat jeda seperti ini, saya tersipu malu. Bagaimana bisa menulis, lha wong "membaca saja aku sulit", begitu iklan lama yang sempat terdengar. Bener, sulitnya minta ampun. Malah saya bisa tertidur pulas kalau sedang membaca.
Di Ruang Jeda ini saya memulai. Memulai belajar mengeja seperti anak TK yang baru masuk sekolah. Kemarin-kemarin ruang kesayangan ini lahir bernama Deja Vu, sejenak untuk jeda. Awalnya malah ada huruf "h" di belakang kata "jeda" (apa maksudnya ya?!). Karena sangking sayangnya, tiap malam saya pelototin terus, tapi bingung mau diisi apa. Ruangannya hitam, dan sepertinya menyimpan banyak misteri di dalamnya. Tapi kalau dlihat lama-lama manis juga.
Tersimpan harapan besar untuk menemukan mutiara yang tersembunyi meski hanya sebagai tempat persinggahan di saat jeda sejenak. Saat merasa rapuh dari perjalanan panjang yang melelahkan. Karena, bukankah setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru?!. Maka Ruang Jeda sebagai ruang pencarian sebuah jawaban, pencarian makna di balik pelajaran hidup yang tersirat. Sebagai ruang perjumpaan kawan sebagai guru yang saling mengingatkan.
8 Jejak Yang Tertinggal:
Pertama ke ruang jeda ini, waktu itu dibawa oleh si "Perempuan"(eden epesman), saya sudah terkesima pada getaran hebat ruang ini. Yang terasakan oleh saya adalah sebuah potensi besar, olah perenungan dalam bentuk puisi, yang jelas tidak saya miliki, mungkin juga tidak dimiliki orang lain. Ruang jeda ini sangat khas. Saya sering menemukan keterkekatan saya karena terkesima pada kebernasan ungkapan puisi jiwa di ruang jeda ini. Teruskan menulis di ruang jeda ini kawan. Jeda ini indah.
Wooowwwww...sukses selalu mas.....kerennn blognya...siiip
salam kenal...
Maaf saya baru bisa mampir balik ...Jeddah kalo dalam bahasa arab berarti nenek mas...selamt blogging ya..sukses untuk anda.
Mohon maaf baru sempat mampir,....
Siip,... blognya keren abis, enteng lagi ,... nggak kayak punya aku.
tapi tulisannya bagus kok, mas. jadi semangat terus ya nulisnya. menulis memang tidak lepas dari kegiatan membaca. keduanya harus saling melengkapi.
Maaf baru bisa ngintip petuah tetangga. hehehe
@newsoul; wah koment ibu kita ini, bisa2 bikin kepala saya bengkak nich. Besar kepala maksudnya. hehehe. Iya bu, "perempuan" yang membuat saya "terjerumus" untuk nge-blog. Terimakasih buat "perempuan" jg.
@buwel; tks, sukses jg buat buwel.
@a-chen; kenalkan, saya yans. hehe. slm kenal jg.
@ateh75; waduh?! blog nenek2 dong?! tks teh.
@seti@wan Dirgant@ra; Memangnya blog mas ini beratnya berapa?? *just kidding.
@fanny; sip. tks semangatnya sob.
Bangun tidur... Tidur lagi... Habis tidur bangun lagi... Haa..haa..
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda