Kamis, 15 Juli 2010

Jejak Usang


Tiba-tiba aku ingin mengenangmu kembali. Mengenang pertautan waktu yang pernah kita temui. Wajahmu dan wajahku masih membayang, di tepian jalan, di antara siang dan malam, di sela pagi dan petang. Bersemburat senyum yang sesekali masih terselip keterasingan.

Jejak usang itu. Ada peluh kita di sana. Membekas di antara jejak-jejak kaki kita. Melebur, menyatu dengan debu jalanan yang kini terinjak jejak-jejak kaki mereka yang dulu pernah kita maki. Kita tertawa bersama. Melihat dunia yang gerah berselimut kemunafikan. Pernah kau mengingatnya?!

Tapi kau telah berlari dengan sangat kencang, dengan sangat riang. Hingga jemari kita yang berpegangan, yang menautkan kelingking kita pun terlepas pula. Berpisah, pada arah yang berbeda, pada jalan yang masing-masing kita tempuh, entah ke mana ujung yang akan kita tuju.

Aku pernah mengejarmu, berharap melampiaskan buncahan rindu yang mengendap berseling dengan keraguan yang menjadi bayang-bayang. Membuat tekadku merangkulmu, timbul dan kemudian tenggelam, begitupun seikat mimpi yang pernah kutitipkan. Aku hanya bisa menatap langkahmu sekarang, mencari kembali jejak usang yang pernah kita tinggalkan. Sebab aku merasa, dulu kita menjejakkannya dengan cukup dalam. Barangkali saja ia belum dangkal dan kutemukan sedikit air hujan yang masih menggenang. Aku menunggu sekali waktu, kau akan kembali untuk sekedar membasuh tangan pada jejak usang itu. Kemudian mengingat nasib waktu yang pernah kita temui, yang telah menautkan jemari kita.

Dan kitapun membeku, bisu.
Pernah kau merindukannya?!

22 Jejak Yang Tertinggal:

Irma Senja mengatakan...

slalu......

aku masih merindukan jejak itu,meskipun aku tahu jejak itu kan terhapus deburan ombak,rintik hujan dan guliran waktu.

*nice note :)

Arjuna mengatakan...

karya tulisan yg indah kawan,,,
sepertinya ada aroma kesedihan neh ceritanya,

tetap semangat jd deh, met sore..
salam, langit's

Latifah hizboel mengatakan...

Tentu rindu itu pun membekas pada dirinya karena pastinya ada kekuatan yang sama diantara kalian yaitu kekuatan cinta...

Kalo ga percaya nanti saya tanyakan ya sama dia ?

Seiri Hanako mengatakan...

gw banget...

koq aku jadi menitikkan air mata di sini ya........

hiks....

gw banget soalnya...

hiks

Raa mengatakan...

aku masih mengingatnya.....jejak-jejak langkah yang tertinggal tergenang hujan....
entahlah.....ingin kembali....menikmati secangkir kopi atau sekedar menimati lelap tidurmu dari cahaya temaramku....perjalananku masih sangat panjang ...berharap berakhir dimuaramu....apa mungkin? kotamu menerimaku kembali?
Hiks....sumpah Yans...aku jadi kebawa suasana....Minta tissuenya ya......eh sekalian bawaian secangkir kopi, tapi gelasnya cuci dulu ya....hahahahahahahaha Miss U

Raa mengatakan...

tambahannn.....ngak ada gambar yang lebih keren ta dari pada sandal jepit buntut...khikhikhikhikhikhik.....filsafat Sandal jepit emang ckup dalam ya

Brotoadmojo mengatakan...

meninggalkan jejak dalam kerinduan, tidak mengerti bukan berarti tidak rindu... semoga yg aku kata ini benar :)
terimakasih

yansDalamJeda mengatakan...

Jejak usang itu, semoga ia tak benar-benar usang. Sebab aku merasa, dulu kita menjejakkannya dengan cukup dalam bukan?!

>>terimakasih telah singgah dan menengok jejak usang ini.

Mpey mengatakan...

disini aroma rindu pun begitu terasa, sama hal nya dengan aku ....

Mencari rindu yang tak berujung memang sangat melelahkan ...

Nice posting sobat ... :)

munir ardi mengatakan...

aku akan selalu datang meninggalkan jejak ditempat teduh ini dan percalah jejakmu dirumahku tidak akan pernah usang selalu kujaga dengan hati-hati

Ninda Rahadi mengatakan...

rinduuu rinduuu saya juga lagi rinduuuuu >.<

Ka Damar mengatakan...

wahah...penuh inspirasi coretannya, saya jadi kepingin ngepost kek gitu . ..

salam kenla Sobat, kunjungan perdana nih, blognya saya follow y biar bisa update terus, jika berkenan silahkan mmpir dan follow juga ^^

Naila Zulfa mengatakan...

jejak itu masih bersemayam di hatiku. kokoh bahkan sangat kokoh. Dan jejak itu tak pernah usang oleh waktu. :)

Faisal Hilmi mengatakan...

duh.. sastra buangert!! amt kenal!

Kutus Kutus Herbal, Bali mengatakan...

Mas, jejak yang ada pastinya akan menggugah kenanngan yang ada, lahir kerinduan, juga angan.

Tapi yang sekarang ada, sangatlah beda
bahwa antara jejak dan angan bagai sisi timur dan barat.

Kurasa kaupun tahu dan biarlah seperti itu
pastinya dia akan selalu temani hingga relung sukamu dan itulah warna hidup yang harus kau lalui.

itu saja Mas...
salam - Satrio

non inge mengatakan...

aku suka posting ini ^^

have a nice day ^^

TRIMATRA mengatakan...

endinnya menautkan jemari kita..., semoga jejak itu selalu berarti dalam hidup ini.

nb: mengundang klaborasi....

matakakiku mengatakan...

jejak yang usang,. bukan berarti tak berharga ya,. ^^

Unknown mengatakan...

liris prosa yg amat keren. saya bisa membayangkan ada kerinduan sekaligus kesedihan akan perpisahan kalian.

Erianto Anas mengatakan...

soal ceritanya saya tidak mau mengusik..
karena itu catatan harian sobat,
Tapi saya tertarik cara sobat menyusun kata:
Padat bermakna...

Sukses buat Ruang Jeda!

karenairma mengatakan...

jejak itu takkan pernah usang walaupun ia membeku bisu karena ia akan selalu tersimpan dalam jeda waktu...keren euy

yansDalamJeda mengatakan...

>>Jejak itu memang sudah usang kawan. Tapi ia selalu membayang dan kernenang. Tapi biarlah, jejak itu akan tetap ada.

Terimakasih telah singgah dan membersihkan debu pada jejak usang itu.

Posting Komentar

Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda