Banyak orang menganggap perjalanan hidup seperti sebuah kompetisi. Mereka berlomba mengejar sesuatu. Beradu cepat untuk segera sampai pada sebuah titik yang menjadi tujuan. Kemudian menggunakan berbagai cara untuk meraihnya.
Atau, barangkali kalau boleh bilang, hidup itu seperti sebuah audisi. Masing-masing kita adalah peserta dari sekian kontestan yang saling berlaga. Hadir dengan segenap kemampuan untuk nantinya tampil sebagai yang terpilih.
Entah apakah kita mempersepsikan hidup seperti itu atau tidak. Setiap interaksi, sepertinya diselimuti sebuah persaingan ketat satu sama lain, saling memperebutkan sesuatu. Entah posisi, status, prestise, reward, atau obyek lain?! Bagi seseorang yang mampu meraih itu, dengan lantang menyebut diri sebagai pemenang. Kitapun akan mengakui kemenangannya. Sepertinya, itulah yang menjadi tujuan akhir dari setiap proses perjalanan kita.
Persepsi semacam itu kemudian membawa pola pikir kita pada sebuah konsekuensi, menang atau kalah. Menang, menjadi tujuan akhir. Euforianya kian melena untuk kita nikmati dan melupakan proses selanjutnya. Sementara kekalahan, seperti sebuah pukulan telak yang meruntuhkan harga diri, hingga membuat kita justru tak bisa bangkit dan berdiri kembali.
Tulisan ini sekedar refleksi pribadi dari sebuah proses perjalanan. Beberapa waktu yang lalu, sahabat Anazkia menyelenggarakan "Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati". Sebuah lomba penulisan yang cukup bergengsi bagi saya dan ini adalah kontes pertama yang saya ikuti. Sepanjang perjalanan, tak banyak saya mengikuti sebuah kontes ataupun perlombaan. Paling-paling hanya lomba 17-an antar RT di kampung yang biasa diselenggarakan di Bulan Agustus. Itupun hanya lomba balap karung, makan kerupuk atau panjat pinang. Kegembiraan saat mengikutinya melebihi hasrat untuk memenangkan hadiahnya. Tak menangpun, tentu masih bisa tertawa kegirangan ketika mengingat semangat mengikuti proses perlombaan.
Pada akhirnya, sebuah tulisan saya kirim dan ikut sertakan dalam "perlombaan" itu. Ketika Bidadari itu Pergi akhirnya bersanding berjajar bersama 89 peserta yang lain, bersama ikut meramaikan jagat blogger.
Seiring perjalanan, Sang Bidadari pun terbang. Ia lolos dalam 25 besar. Beberapa harinya, pengumuman pemenang kontespun terpajang. Ketika bidadari itu pergi, judul tulisan itupun masuk dalam 15 besar dan salah satu dari 9 judul yang memperoleh hadiah buku. Hmmmmm....... Padahal, masuk dan dinobatkan sebagai peserta adalah proses luar biasa yang mengiringi aktifitas dan perjalanan saya terutama nge-Blog. Itu saja sudah lebih dari cukup. Sebab, seringkali saya merasa tulisan itu tidak memenuhi persyaratan. Apalagi kalau melihat tajuk "Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati", menumbuhkan tanya besar di pikiran saya apakah tulisan yang saya kirim masuk kategori atau tidak. Motivasi besar bagi saya adalah tulisan itu mampu memberikan kabar tentang penderitaan mereka yang menjadi korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, tanah kelahiran saya. Terutama derita anak-anak yang kehilangan mimpi-mimpinya akibat bencana itu.
Hingga hari ini, entah menang atau kalah yang saya rasa. Saya hanya berusaha menikmati setiap proses perjalanan ini. Menang atau kalah tak jadi masalah. Sebab kekalahan adalah kemenangan kecil, yang prosesnya menempa kita untuk menjadi lebih baik. Dan menang bukanlah yang menjadi tujuan akhirnya. Tapi menikmati prosesnya, itu yang penting.
Pada akhirnya saya ingin mengucapkan terimakasih buat Anazkia yang meluangkan waktu dan pikirannya untuk "Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati" dan semua yang terlibat di dalamnya. Juga selamat untuk semua peserta yang sudi berbagi kisah. Mari berproses bersama untuk esok yang lebih baik
Atau, barangkali kalau boleh bilang, hidup itu seperti sebuah audisi. Masing-masing kita adalah peserta dari sekian kontestan yang saling berlaga. Hadir dengan segenap kemampuan untuk nantinya tampil sebagai yang terpilih.
Entah apakah kita mempersepsikan hidup seperti itu atau tidak. Setiap interaksi, sepertinya diselimuti sebuah persaingan ketat satu sama lain, saling memperebutkan sesuatu. Entah posisi, status, prestise, reward, atau obyek lain?! Bagi seseorang yang mampu meraih itu, dengan lantang menyebut diri sebagai pemenang. Kitapun akan mengakui kemenangannya. Sepertinya, itulah yang menjadi tujuan akhir dari setiap proses perjalanan kita.
Persepsi semacam itu kemudian membawa pola pikir kita pada sebuah konsekuensi, menang atau kalah. Menang, menjadi tujuan akhir. Euforianya kian melena untuk kita nikmati dan melupakan proses selanjutnya. Sementara kekalahan, seperti sebuah pukulan telak yang meruntuhkan harga diri, hingga membuat kita justru tak bisa bangkit dan berdiri kembali.
Tulisan ini sekedar refleksi pribadi dari sebuah proses perjalanan. Beberapa waktu yang lalu, sahabat Anazkia menyelenggarakan "Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati". Sebuah lomba penulisan yang cukup bergengsi bagi saya dan ini adalah kontes pertama yang saya ikuti. Sepanjang perjalanan, tak banyak saya mengikuti sebuah kontes ataupun perlombaan. Paling-paling hanya lomba 17-an antar RT di kampung yang biasa diselenggarakan di Bulan Agustus. Itupun hanya lomba balap karung, makan kerupuk atau panjat pinang. Kegembiraan saat mengikutinya melebihi hasrat untuk memenangkan hadiahnya. Tak menangpun, tentu masih bisa tertawa kegirangan ketika mengingat semangat mengikuti proses perlombaan.
Pada akhirnya, sebuah tulisan saya kirim dan ikut sertakan dalam "perlombaan" itu. Ketika Bidadari itu Pergi akhirnya bersanding berjajar bersama 89 peserta yang lain, bersama ikut meramaikan jagat blogger.
Seiring perjalanan, Sang Bidadari pun terbang. Ia lolos dalam 25 besar. Beberapa harinya, pengumuman pemenang kontespun terpajang. Ketika bidadari itu pergi, judul tulisan itupun masuk dalam 15 besar dan salah satu dari 9 judul yang memperoleh hadiah buku. Hmmmmm....... Padahal, masuk dan dinobatkan sebagai peserta adalah proses luar biasa yang mengiringi aktifitas dan perjalanan saya terutama nge-Blog. Itu saja sudah lebih dari cukup. Sebab, seringkali saya merasa tulisan itu tidak memenuhi persyaratan. Apalagi kalau melihat tajuk "Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati", menumbuhkan tanya besar di pikiran saya apakah tulisan yang saya kirim masuk kategori atau tidak. Motivasi besar bagi saya adalah tulisan itu mampu memberikan kabar tentang penderitaan mereka yang menjadi korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, tanah kelahiran saya. Terutama derita anak-anak yang kehilangan mimpi-mimpinya akibat bencana itu.
Hingga hari ini, entah menang atau kalah yang saya rasa. Saya hanya berusaha menikmati setiap proses perjalanan ini. Menang atau kalah tak jadi masalah. Sebab kekalahan adalah kemenangan kecil, yang prosesnya menempa kita untuk menjadi lebih baik. Dan menang bukanlah yang menjadi tujuan akhirnya. Tapi menikmati prosesnya, itu yang penting.
Pada akhirnya saya ingin mengucapkan terimakasih buat Anazkia yang meluangkan waktu dan pikirannya untuk "Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati" dan semua yang terlibat di dalamnya. Juga selamat untuk semua peserta yang sudi berbagi kisah. Mari berproses bersama untuk esok yang lebih baik
16 Jejak Yang Tertinggal:
Yg penting bagaimana menyikapi hasilnya...
yg penting bukan hanya hasil, tp proses unk mendapatkannya...
Selamat ^^
sepertinya ceritanya bagus.. sudahkah saya membacanya? :)
Met sore Mas.
Saya selalu mencintai proses, Mas, sebab dari sanalah kita mendapat segenggam nilai. Apapun hasilnya, saat proses sudah dijalani, nilai itu pasti kita dapat. Pasti!
Bukankah hidup itupun adalah rangkaian proses kita tumbuh dan berkembang?
Saat orang menemukan hikmah, dialah sang pemenang, dengan atau tanpa predikat.
Nice post, Mas ...
>> Inge, -Gek-, annie. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk singgah.
Pada akkhirnya, meski istilah menang dan kalah itu ada, kita tidak pernah merasa dikalahkan atau mengalahkan. Sebab bukan hasil yang menjadi tujuan, tapi proses menuju hasil itulah selama kita mampu melewati dan menikmatinya memberi banyak hikmah melebihi hasil yang kita bayangkan.
Hingga hari ini, entah menang atau kalah yang saya rasa. Saya hanya berusaha menikmati setiap proses perjalanan ini. Menang atau kalah tak jadi masalah. Sebab kekalahan adalah kemenangan kecil, yang prosesnya menempa kita untuk menjadi lebih baik. Dan menang bukanlah yang menjadi tujuan akhirnya. Tapi menikmati prosesnya, itu yang penting.
Itu sama dengan yg saya rasakan mas, mencoba menjalani setiap proses dg rasa syukur. Smg kita ttp mnjd yg terbaik dlm menjalani proses itu ya.
Btw, setiap kata dlm "Ketika Bidadari Itu Pergi" saya ikuti, dan saya sgt tersentuh.
hahahaha...akhirnya menang juga kamu! selama ya...Bukunya buat aku ya
saya juga ikutan tp ga menang :( tapi buat saya bagaimana saya bisa belajar menulis menjadi lebih baik lg..
Ya proses kehidupan tentu memekatkan rasa yang kita miliki. Hidup bukanlah soal kalah dan menang, tapi soal kontes, tetap saya ucap selamat untukmu sobat, hehe.
...
selamat ya mas menjadi salah satu pemenang ^^
saya dalam kondisi kalah saat ini,tapi saya sedang dalam proses lebih kuat dan lebih dewasa memandang kehidupan,semoga.
Selamat utk kemenangannya ya mas...
Menang dan kalah adalah hal biasa dalam hidup ini tinggal bagaimana kita menyikapinya dg benar..
Aku kalah dalam lomba Bebagi Kisah Sejati. Terus terang aja aku sulit mendapatkan ide yg sesuai
Yups... aku juga sedang menikmati proses utk bisa menjadi lebih baik.
aku juga menikmatinya mas karena ini pertama kali aku ikutan kontes kalau nggak menang ya wajarlah, tapi hal yang wajar juga jika kitaikut sebuah hal dengan target karena tanpa hal tersebut kita akan jalan ditempat
iya mas aku kalau bagi tali asih caranya cukup berkomentar dikolom komentar saja , semoga tali asih berikutnya bisa ikut serta
selamat ya mas
Saya setuju kang bahwa hisup ini adalah sebuah Audisi. Moga kita semua bisa lulus....
Selamat atas kemenangannya.
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda