Sering bagi kita, terlebih saya, mengeluh atas ide yang tak muncul untuk menuliskannya dalam kata. Bisa jadi saya atau kita, berjam-jam duduk di depan laptop atau komputer tanpa melahirkan sehalaman atau selembar bahasa tulis, atau bahkan sederet kata pun tak juga tercipta.
Sesaat sempat teringat obrolan teman ketika tanpa sengaja saya menemukan sebuah istilah "pekerja otak (knowledge worker)" yang saya temukan dari sebuah tulisan. Banyak dari kita yang terjebak dalam verbalisme. Banyak pula dari kita yang terjebak dalam aktivisme. Verbalisme membawa kita pada sedikit aksi. Kita pandai berteori dan kritis berbicara, tanpa mengimplementasikannya. Sementara aktivisme kurang mempunyai refleksi kritis dalam melakukan tindakan.
Mungkin agak sedikit rancu, atau malah terkesan ngglambyar ketika saya mengaitkan aktifitasngeblog kita dengan istilah di atas. Barangkali saja kita seringkali merasa kehilangan eksistensi ketika mengalami kebekuan menuangkan ide ataupun pendokumentasian pengalaman kita dalam tulisan di blog. Kita pun merasa kaku, merasa sedang tak bisa berpikir bahkan seolah tak bisa berbuat apa-apa. Seperti sedang berputus asa, sebab ide pun tak hadir meski kita paksa. Ketika rasa itu tiba, seringkali kita dengan mudah melupakan aktifitas kita menyapa "nyata".
Maaf, ini hanya refleksi pribadi yang sedang berapology dan menghibur diri, tanpa bermaksud mengajak untuk ikut menyepakatinya juga, sebab saya merasa terjebak untuk harus melahirkan kata. Terkadang seperti meng-obsesi dan malah mengingkari makna jeda. Memaksanya hadir bahkan ketika merasa lelah dan jari tak bisa diajak kompromi dengan kepala. Bahwa banyak yang masih bisa kita lakukan ketika kita mengalami kebuntuan menuangkan ide dalam kata-kata. Sebab ngeblog kita yakini sebagai media belajar, dari sini kita yakini mampu mengubah sesuatu, maka akan lebih 'terasa' jika teori kata-kata kita berpadu dengan tindakan kita di alam nyata.
Tetap melangkah, tetap pula berpikir........Esok akan tetap kita jelang. Selamat beraktifitas!
Sesaat sempat teringat obrolan teman ketika tanpa sengaja saya menemukan sebuah istilah "pekerja otak (knowledge worker)" yang saya temukan dari sebuah tulisan. Banyak dari kita yang terjebak dalam verbalisme. Banyak pula dari kita yang terjebak dalam aktivisme. Verbalisme membawa kita pada sedikit aksi. Kita pandai berteori dan kritis berbicara, tanpa mengimplementasikannya. Sementara aktivisme kurang mempunyai refleksi kritis dalam melakukan tindakan.
Mungkin agak sedikit rancu, atau malah terkesan ngglambyar ketika saya mengaitkan aktifitas
Maaf, ini hanya refleksi pribadi yang sedang berapology dan menghibur diri, tanpa bermaksud mengajak untuk ikut menyepakatinya juga, sebab saya merasa terjebak untuk harus melahirkan kata. Terkadang seperti meng-obsesi dan malah mengingkari makna jeda. Memaksanya hadir bahkan ketika merasa lelah dan jari tak bisa diajak kompromi dengan kepala. Bahwa banyak yang masih bisa kita lakukan ketika kita mengalami kebuntuan menuangkan ide dalam kata-kata. Sebab ngeblog kita yakini sebagai media belajar, dari sini kita yakini mampu mengubah sesuatu, maka akan lebih 'terasa' jika teori kata-kata kita berpadu dengan tindakan kita di alam nyata.
Tetap melangkah, tetap pula berpikir........Esok akan tetap kita jelang. Selamat beraktifitas!
21 Jejak Yang Tertinggal:
sebuah artikel yang bikin saya merenung
kata-kata dan perbuatan haruslah seiring
dan seimbang...
makasih, mas
selamat pagi..
^^
yang penting tetep semangat sahabat...
mungkin solusinya adalah menuliskan yang telah kita lakukan, jadi kesannya gak ngglambyar gitu...hahaha
oh ya maaf lancang nih...
salam kenal dulu...salam tempel...
Mantap. Menulis di blog biarkan mengalir saja, menulis bila memang ada sesuatu (gesah, uneg-uneg, apapun) yang menggedor-gedor jiwa minta dituliskan.
itu yang kinis edang aku rasakan sahabat..... betapa rindu menulis tapi ada sesuatu yg memenjara ku hingga tak mampu untuk menulis :( :(
>Maaf, ini hanya refleksi pribadi yang sedang berapology dan menghibur diri. Ya, cara seperti ini barangkali bisa melahirkan sensasi jiwa dan kembali melahirkan gairah dalam maya dan dalam nyata.
Tks semua atas persinggahannya. Semoga kita tetap semangat menjalani hari-hari kita.
bener banget, seringnya seolah maksa banget buat postingan padahal pikiran lagi mandek,makanya jadi jenuh ngeblog. banyak tu, belakangan yang hiatus, bukan karna sibuk kerja atau semacamnya, tapi karna jenuh dan mandek juga.
so, beri ruang untuk seditik jeda... kayak di Ruang Jeda..hehe...
refleksi pribadi yang juga sering saya rasakan.
Selamat sore kang...
Memang aku pun pernah mengalami masa dimana ingin sekali menulis tapi tak tahu apa yg ingin ditulis.
Dalam situasi spt ini... memaksakan diri utk tetap menulis biasanya hasilnya juga kurang maksimal.
Menulis di blog sih tak bisa dipaksakan... Ikuti kata hati saja...
pakai hukum bejana berhubungan. kalo lagi mandek di dunia maya, perbanyak aktivitas di dunia nyata. dunia nyata atau dunia maya, masing-masing butuh jeda sejenak :) untuk tampil lebih refresh. sukses bos !
>dunia nyata atau dunia maya, masing-masing butuh jeda sejenak :)
Hmmm....
silang pendapat itu biasa. Disaat aku ingin menulis maka kutuliskan apa saja yang ingin aku tulis, terlepas dari bermutu atau tidaknya tulisan itu. Asal segala beban di hati bisa tersalurkan. Haha... maksa ya kelihatannya. Tapi inilah Qoi, yang ingin menjadi berbeda di ruang jedamu.
namanya juga hidup, ada kalanya di atas (saat kita punya sejuta ide dan kesempatan untuk menuangkannya) dan ada kalanya di bawah (saat ga punya ide & ga punya kesempatan).
ya enjoy ajah :)
selamat beraktifitas juga y mas
p cabar
semangat
salam hangat dari blue
aku sudah mencoba jeda tapi tetap nggak ada ide mas
Semua ada masanya, kita nikmati saja disaat ide kita dalam kebuntuan dengan jeda dan menghibur diri..
* Maaf baru mampir ya, sibuk jualan :)
kembali menyapa sahabatku.. ^^
tidak ada salahnya melakukan hal demikian :)
kalo aku mas, sering juga begitu. makanya harus dibagi, untuk kita melakukan kegiatan lain.. jadi kita dapet inspirasi deh... hehehehehe
selamat siang....ijin bertamu...
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda