Masih soal waktu. Ia terus merambat, kadang terasa pelan terkadang pula seolah cepat. Ia terus berlalu. Mengantarkan kita pada sebuah titik yang kita belum pernah berhenti di sana. Ya, kadang ia melesat begitu cepat hingga kita merasa telah melewatkan banyak hal. Kadang pula ia terasa menjemukan, berjalan begitu pelan tak segera mengantarkan kita pada saat-saat yang kita tunggu. Pada sesuatu yang kita nanti-nantikan.
Kita punya impian di waktu yang lain. Dengan penuh percaya diri kita merasa sanggup meraih apa yang ingin kita raih. Membayangkan menggenggam apa yang menjadi keinginan. Layak kita berbangga, rasa itu ada. Tak ada yang salah, rasa itu memang harus kita punya!.
Hanya saja kita tak pernah menyadari, seringkali kita merasa berkuasa atas waktu yang kita lalui. Merasa lebih kuat melebihi apa yang kita duga, karena telah sampai pada titik di mana sekarang kita berdiri.
Sementara di waktu yang lain pula, ketika apa yang kita harapkan, menghindar dari yang telah kita perhitungkan. Meski sekuat apapun kita berusaha meraih tiap ingin, merengkuh tiap harap, terkadang apa yang kita kehendaki tak seperti yang telah kita bayangkan. Nampak tergambar begitu jelas hingga kita merasa mampu menggenggam meski dengan mata terpejam, namun sedikitpun tak terjamah oleh kita. Hingga pada akhirnya kita merasa rapuh dan harus mengeluh karena merasa kalah. Membuat kita lupa goresan tinta yang telah menjadi titah.
Sayangnya, kita tak bisa mengulang atas waktu yang berlalu. Kita hanya memiliki kesempatan untuk belajar darinya. Sedikit menengok seolah memutarnya kembali. Dari tempat-tempat yang telah kita singgahi. Dari tiap orang yang kita temui. Dari langkah kita menyisir tiap waktu, yang menyimpan jejak di tiap masa. Menemani kita meresapi resah, hingga kita merasa yakin tak akan jatuh pada lubang yang sama.
Hingga suatu kali, barangkali kita harus merasa yakin, semua ada masanya. Di suatu waktu, kita merasa tak ada yang perlu dipaksakan. Dan kembali merasa, semua ada masanya.
Mencari, apa yang dicari?
Menunggu, apa yang ditunggu?
Aku merasa dikejar waktu..... *lirik lagu Iwan Fals
20 Jejak Yang Tertinggal:
salam sahabat
ehm,,postingan siip banget bener seratus persen bener semua ada masanya..good luck
Yup, semua memang ada masanya
tinggal bagaimana kita menjalani waktu yang berjalan
melewati, mencari dan meraih
ya semua ada masanya
masa sekarang ini saya merasa begitu bosan
tapi berharap akan ada masanya juga saya punya banyak kegiatan yg menyenangkan
sepakat, semua memang ada masanya ...
mantap, sob
salam....
seperti sekarang ini..
aku butuh waktu...
untuk menyepi...
aku percaya,
setiap satunya,
ada masanya tersendiri...
bersabarlah, kerana ia separuh dari diri..
separuh dari iman.
segala sesuatu akan terjadi pada saat yang tepat.
kata siapa ya...saya lupa.
btw, saya suka iwan fals...
Semua ada masanya, pada akhirnya kita harus mensyukuri apa yang kita miliki dan tak harus memaksakan kehendak untuk meraih apa yang memang bukan menjadi hak kita........
ya, semua memang ada waktunya..
kita cuma bisa berdoa, berusaha dan kemudian menunggu..
ada masa naik dan ada masa turun...
Seperti yang kau katakan teman, saat kita masih muda dulu,saat kita masih hambar akan rasanya WAKTU.kau pernah katakan padaku bahwa kita tak bisa MENGHENTIKAN WAKTU,karena berhenti itupun memakan WAKTU
Demi waktu, sesungguhnya manusia itu rugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh , yang saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran. (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Semua orang mendapat waktu 24 jam sehari. Namun terdapat hal menarik atas keberadaannya. Muncul dua paradigma tentang waktu. Pertama yang mengatakan waktu adalah uang, dan kedua menyimpulkan waktu adalah kehidupan. Pilihan seseorang atas salah satu paradigma tersebut akan menunjukkan misi, visi, serta aksi seseorang dalam mengisi waktu.
Bila waktu adalah uang, secara logiknya itu adalah tidak logik. Mengapa? Karena waktu berbeda dengan uang secara wujud maupun karakternya. Uang dapat ditabung, tapi waktu tidak. Uang dapat dikembangkan jumlahnya, waktu tidak (24 jam sehari). Uang dapat dicari, waktu tidak. Paradigma kedua tampaknya lebih boleh diterima akal. Karena secara wujud dan karakternya, waktu dan kehidupan adalah sama. Apabila seseorang setuju dengan paradigma kedua, ia akan terdorong untuk selalu bertanggungjawab atas setiap waktu yang dilaluinya.
kalau semua ada masanya berarti ngga usah merasa dikejar waktu kan bang :)
Betul... betul, semua memang ada masanya.
Tak ada yang abadi di dunia ini kok.
Yep, semua ada masanya. Masa anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Untuk masa sekarang, apapun masa kita, ada baiknya kita mengingat 5 sebelumnya datangnya 5 yang lain. Nice post.
@all: Ada kesegaran yang berbeda dari setiap jejak/komentar yang tertinggal di sini dari sahabat-sahabat. Terimakasih semuanya.
setuju bangedh sob..
waktu takkan pernah menunggu..
sekali berarti..setelah itu mati...
kata Chairil Anwar..
Yang terpenting adalah bagaimana memaknai detik dan menit ini...sering kita terjebak oleh kenangan masa lalu yang pilu ataupun impian masa depan yang semu...waktumu yang kau miliki adalah saat ini dan disini..genggamlah hari ini...nice post bro...
Betul, waktu itu di liat dari sudut pandang apapun, agama atau science, tetap misteri...yang saya setuju bahwa kita tidak pernahtau apa yang akan terjadi satu menit atau satu jam kemudian... Meskipun...apa yang terjadi satu menit kedepan biasanya refleksi dari apa yang kita lakukan satu menit sebelumnya...so, buatlah detik ini, menit ini..dirimu bahagia
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda