Senin, 11 Januari 2010

Rindu

Rindu, telah akrab menemani sepi
Mengalir, kian deras
dan menjelma menjadi air mata

Menikam
memotong nadi hingga tak menyisakan darah di hatimu
Menghimpit rongga dadamu
membuat paru-parumu sesak kehabisan nafas
Bayang samar terus saja menghantui
kemudian ia menutupi matamu hingga membuat pandanganmu kabur
Melumat tubuh
hingga tak mampu lagi tegak berdiri, enggan untuk lari
Meremas otakmu
kemudian memeras kecerdasanmu hingga tak kau temukan bagaimana cara untuk berpikir

Rindu, ia membunuh
Ku berbalik menikam, membunuhnya kembali
Tapi ia tak mati

26 Jejak Yang Tertinggal:

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

hehe.. ada saatnya sang waktu menggelar pertunjukan jalanan kawan.. sebuah pertarungan tak berkesudahan.. antara manusia & rindunya..

aku suka banget ma kata2nya sob.. indah, penuh makna & menakjubkan.. :)

ateh75 mengatakan...

Menyempit diruang dada,memberat dikepala,menerjang pertahanan air mata...karena rindu yang membuncah.

ellysuryani mengatakan...

Rindu selalu berhasil membunuh dan dibunuh, oleh sepi. Maka bunuhlah rindu dengan silaturrahim, he. Nice post Yans.

setiakasih mengatakan...

kerana rindu kita saling berbunuhan rasa...

bagus skali puisinya!

nuansa pena mengatakan...

Rindu
tak tertahankan
akhir pilihanku
adakah
setelah itu
rindu
bertaut

*puisi indah, kerinduan yang menyedihkan!

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

mengingat bayangmu yang jauh
pada waktu yang kian sempit
dadaku nyaris terbelah
perih melolong sengit
rinduku membuncah
merobek langit

kutitip puisi rindu
pada nyanyi angin sendu
agar hati tak kian pilu
berharap kaupun rindu

Sebersit rindu Terbalas sudah
saat menyempatkan diri mampir di ruang jedah

Unknown mengatakan...

nice post bang...
:)

aku sering merindukan seseorang

Admin mengatakan...

oh.. ini kah Rindu??

yans'dalamjeda' mengatakan...

Rindu, ia tumbuh dan membunuh. Kemudian menumbuhkannya kembali......
Selamat merindukan rindu

Aulawi Ahmad mengatakan...

begitu kejam rindu namun selalu ada...:)

SeNjA mengatakan...

kini aku juga rindu,....
pada ilalang yg mengusik tapi menenangkan *_*

De mengatakan...

lagi-lagi tentang rindu
ternyata rindu tak akan berkesudahan

Anonim mengatakan...

ada rindu di malamku
ada resah di tidurku
ada senyum di mataku
yang menyiksa pandanganku

the others.... mengatakan...

Mengapa rindunya tak bisa mati...?

catatan kecilku mengatakan...

Puisinya keren nih.... jadi rindu nih... :p

munir ardi mengatakan...

rindu sesuatu yang sangat menyiksa, akankah rindu itu bertaut atau berbalas semoga hanya Dialah yang tahu

Yunna mengatakan...

terkadang rindu membuatku serasa hilang dan terbunuh,,

Ninda Rahadi mengatakan...

iya, dia tidak mati..

rindu memang bikin serba salah, serba keliru. dan itu yang tengah saya rasa sekarang

latree mengatakan...

membunuh rindu?
yang ada terbunuh rindu
hingga mati rasa
saat itu lah
rindu mati pula.

ivan kavalera mengatakan...

Kerinduan kadang adalah sesuatu yang sangat mistis. Ia menghampiri kita saat kesendirian bertarung dengan kenangan.

Tiananda mengatakan...

huhuu.. ga ngerti puisi T_T

kerinduan terbesar yang kurasakan adalah perasaan mencelos dalam hati, melihat handphone, menangis, dan tertawa berguling2 ketika yang dirindukan ternyata juga merindu :)

Edo Belva mengatakan...

rindu tu gak enak..huft,,

anazkia mengatakan...

Kerinduan, dan kesepian. Semoga ukhuwah, mampu menghalau sunyi dengan silaturrahmi

Syifa Ahira mengatakan...

rindu itu indah
sesaat ketika berganti dengan terpuaskannya rindu
oleh pertemuan haru biru

rindu itu nikmat
sesaat ketika rindu terpecah oleh cinta yang meluap-luap

nikmatilah rindu
selagi ada yang akan dirindui
nikmatilah sepi
sebelum sesak menutupi mata hati

salam kenal yans..

Sari mengatakan...

Rindu memang kejam...
Rasanya pengen nyakar tapi ga ada yang bisa di cakar :P

secangkir teh dan sekerat roti mengatakan...

sebentar lagi..
kala hujan di pelupuk
dan wajah di balik jendela

aku mau bakar rindu

Posting Komentar

Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda