Kau tahu kenapa lelaki itu merindukan hujan? Karena siang yang dilewatinya begitu gerah, memaksanya mengusap peluh bercampur debu dari jalanan riuh tempatnya berdiri. Siang yang membuatmu merasa nyaman berteduh di ruang-ruang ber AC untuk sekedar nonton TV. "Betapa sejuk hari yang kau lewati siang itu". Itulah kenapa ia begitu menikmatinya ketika rinai hujan membasahi rambut, wajah bahkan tubuh telanjangnya yang kering.
Rintiknya yang turun dan membelainya dengan lembut, membuka ingatannya pada masa-masa kecil yang terbiasa berlari tanpa mengenal beban. Tak peduli pada ibu yang melarangnya karena khawatir. Terus saja ia berlari di bawah guyurannya, melompat, bergulung pada tanah basah yang berlumpur. Menyiprati tubuhnya tanpa merasa bersalah. Bermain-main kepada petir, mengejar dan menghindarinya dengan hanya sedikit rasa takut kilatannya bisa menyambar tubuh mungilnya. Ia menikmati permainannya, menari bersama imajinya. "Betapa rindunya kita, kau dan aku menikmati dunia kecil itu"
Lelaki itu merasa sepertinya hidup telah mempermainkannya. Apa yang dikejar telah pula menghindar darinya. Ia mencoba menjauh, bergulung pada garis tangan yang ia genggam, sesekali menari tak peduli pada luka yang menyipratinya. Hingga ia benar-benar tahu kekhawatiran ibunya dulu membuat ia sadar tentang sebuah kesalahan dan mengajarinya tentang pinta dan kerelaan. Ia kembali mengagumi hujan, meski rinainya yang lembut sepertinya mulai marah dan berani menumbangkan pohon-pohon yang menggelayut kering yang mulai beradu tempat dengan gedung tinggi dan menara-menara sombong. Ia tak berani berbalik marah. "Barangkali memang bukan salah hujan".
Barangkali pula hujan yang turun membasahi tanah, rintik rinainya yang jatuh akan memberikan kabar gembira dan meleburkannya pada masa-masa yang ia rindukan. Sekedar berharap ia bisa melihat warna pelangi usai rinainya turun, dari bias cahaya yang membelok membentuk busur pada langit yang membiru. Menjadikannya anak panah yang melesat mengejar spektrum warna mimpi-mimpinya.
16 Jejak Yang Tertinggal:
salam sahabat
wah begitu mengharu bermakna mendalam bagis saya thnxs n good luck ya
salam sahabat..
betapa aku juga merindui hujan...
aku rindu pada hujan
pada kabut-kabut tipis yang membayang setelah hujan reda
lalu bias-bias pelangi melengkung, menghiasi langit yang berembun setelah hujan
semuanya masih tentang hujan
Hujan akan membuat sejuk dari kegersanagn saat panas menyengat ,tapi hujanpun akan membuat menggigil kedinginan bila kita bermain dengannya dalam derasnya rinai hujan,ya..kita tak dapat menyalahkan hujan ,bila kita mampu memaknai hujan .
hujan turun dengan membawa begitu banyak perasaan ke dalam lubuk hati manusia,,
kangen saat2 hujan... biasanya langsung menghirup kopi hangat sambil menikmati suara hujan...
biasanya jauh lebih baik rasanya
Menari dalam hujan - hingga kristal bening itu mambasahi tubuh hingga palung hati yang terdalam, hanya untuk memenuhi kerinduan pada pelangi yang tersenyum pada matahari di tengah rintikan..
:)
Takkan ada pelangi bila tak ada hujan. Mungkin karena itulah lelaki di catatan ini menyukai hujan. Bukankah pelangi (dengan aneka warna) itu indah....?
hujan...aku suka tuh hujan bang yans
klu hujan malah aku awasi pintu rumah, katanya banyak maling beraksi pas hujan deras...ck,ck,ck
Ku juga mengagumi hujan sebagaimana sang lelaki mengaguminya...
Hujan bagiku laksana nyanyian sendu nan syahdu.
Hujan yang datang bersama pelangi membuat suasana kian romantis...
Hujan memberi kehidupan dan keindahan.. Karna hujan meneteskan bertriliun air yang dibutuhkan.. pesona pelangi dan rona bahagia penetap bumipun hujan hadirkan.. manusialah yang merusak alam dan membuat hilangnya persahabatan dengan hujan.. Ktika tebang sembarang pohon dan rusak hutan.. Ktika polusi co dan lainnya hingga atmosfer ditipiskan.. Ktika sampah di gunungkan dan sungai,laut di cemarkan.. Hujan datangpun kini hadirkan bah yang menyengsarakan..
Saat usai hujan, adalah saat yang paling indah untuk menikmati munculnya pelangi..
hhujan selalu membawa kedamaian di hati saya makasih mas yans atas support dan dukungannya
hey Bung
hujan itu, sepi dan dingin
kata2mu sungguh indah sebagaimana indahnya rinnai hujan yang turun disoreku ini..(hihi, maaf kalo puisinya jadi maksa..:p)
Hujan atau rindu inikah yang menjadikan aku kedinginan?
susah untuk menjawabnya.
hujan selalu saja memberi banyak inspirasi,
november rain..
don't you think don,t you need some body.
hehehe
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda