Tik...tok...tik...tok...tik....tok. Suara jarum jam terus berdetak. Terus maju dan tak berbalik arah. Perlahan tapi pasti semua pun berlalu, hilang dan berganti, datang dan pergi, gugur dan tumbuh kembali. Pagi yang cerah dan menyejukkan, menarik bibir kita untuk tersenyum mengaguminya. Kehangatannya menumbuhkan gairah mengayunkan langkah menyambut sisa pekerjaan yang menumpuk dan membaur bersama segenap hiruk pikuk yang menyertainya. Apa kabar pagi?
Pagi pun berganti siang. Siang yang panas teriknya membakar tubuh kita seolah menggugurkan gairah pagi. Panas yang membaur bersama debu jalanan seolah melengkapi kepenatan kita. Memaksa tubuh untuk menuntaskan sisa-sisa kerja kita, melawannya dengan guyuran keringat seiring matahari yang mulai meninggi. Apa kabarnya senyum lebar kita pagi tadi?
Siang yang panas pun berganti sore yang berhias senja kemerahan yang melenakan kita. Sepoi angin sore melupakan terik dan segenap kepenatan yang merangsek memenuhi setiap gairah kita. Sisa-sisa ide yang masih mengendap seolah-olah mampu menjadikannya sebuah inspirasi, tapi hilang seiring keringat yang mulai mengering. Berganti lelah yang tubuh tak kuasa menahannya. Apa kabar siang kita?
Senja berganti menyambut malam. Bersama gelap, dingin dan sepi yang menyatu. Semakin lelah dan tubuh semakin tak kuasa menahannya. Malam barangkali terasa begitu nyaman, hingga kita benar-benar melupakan kesejukan pagi yang kita kagumi, terik siang yang panas dan membakar, senja sore yang belum cukup menghapus penat tubuh kita. Maka malam benar-benar menjadi saat-saat yang kita tunggu untuk berbaring meneggelamkan diri untuk benar-benar melupakannya, sehingga malam kita tak lagi bertanya apa kabar senja?
Kita hanya melintasi waktu. Menjejakkan langkah kaki dengan segenap bayang tubuh. Dan waktu kembali menghapusnya. Hingga pada akhirnya semua terasa kering. Benar-benar kering dan tak ada lagi tetes-tetes kesejukan yang kita sesap dari sepasang jejak kaki yang benar-benar kita tinggalkan. Dalam lelap kita, perlahan tapi pasti semua pun berlalu, hilang dan berganti, datang dan pergi, gugur dan tumbuh kembali. Hanya butuh keyakinan bahwa semua akan berjalan sebagaimana mestinya. Hanya butuh keberanian, bahwa semua akan terjalani tak sekedar apa adanya. Apa kabar pagi, siang, senja dan malam kita?
15 Jejak Yang Tertinggal:
Kabarku baik malam ini..karena Tik...tok...tik...tok...tik....tok jarum jam menunjukkan jam 8 malam...semoga pagi esok membawa kedalam cerita indah ...dan apa kabar sang penulis ?
kabar ku baik baik saja bro....... hehhehe....
kangen neh.. dah lama banget ga main disni....
salam kompak selalu...........
panas sob, kabarnya..
hujan blum turun juga..
hehe..
betapa waktu cepat berlari berlalu...
perjalanan masa merapuhkan badan, membarui hasrat keinginan, mendekatkan kematian dan menjauhkan angan-angan. Keberhasilan didalamnya memayahkan sebagaimana kegagalanpun memayahkan juga.
sementara kita semua sibuk mencari uang untuk membeli waktu, agar hidup lebih lama dan berguna :)
salam... baik-baik aja deh...
kamu, gmana?
melintasi waktu...hinggaplah aku di bubungan blogmu. kubaca malam pada ubun-ubunmu.
khabar baik juga bos , blog yang menarik dan mantabs salam kenal ya
kabarnya? baik-baik saja, hehehe.
Kabarnya tetap sama. Pagi, siang, senja dan malam adalah mereguk isinya dengan penuh tanya juga penuh sukacita.
kabar baik mas apalagi setelah datang untuk jeda di ruangan ini yang serasa menyajikan dunia lain
menikmati pagi, berkejaran bersama siang, lalu istirahat kala malam.
:)
yup.. begitulah waktu yang selalu mengalir.. tak bisa berhenti, tidak ada tombol 'pause' apalagi 'back'.. hmmm harus hati-hati dalam melangkah..
walau sedang pusing kujawab kabar ku sangat baik...
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda