Surat Sahabat, tentang Award dan Gairah Berbagi, bukan tentang Miyabi

Kalaupun kemarin aku ngoceh dengan suara menggerutu, barangkali itu hanya cara untuk sedikit melepaskan beban agar pundak, kepala, lutut dan kaki terasa lebih ringan. Bila kita merasa lelah, tak ada salahnya menengok waktu yang berlalu. Jeda sejenak untuk sekedar mengkhatamkan lelah, mengambil nafas dan menyusun langkah kita kembali untuk mengembarakan hati mengarungi semesta nan luas.

Meski tak banyak buku yang sempat terbaca dan tersimpan dalam memory otakku, yang pada akhirnya tak mampu kusajikan tentang demokrasi, globalisasi atau tentang sejarah dunia dan peradabannya. Juga tak sanggup kujelaskan perputaran bumi dengan rumus-rumus matematika atau teori fisika, bahkan tentang alam semesta dengan rumus-rumus kimia, seperti yang kusampaikan dalam suratku yang kemarin kukirimkan kepadamu. Apalagi tentang riuh sana-sini soal akhlak bangsa yang dikhawatirkan semakin pudar oleh kedatangan Miyabi. Barangkali, ocehanku terasa amat menjemukan buatmu. Maaf dan terima kasih. Tapi, pertemuan kita dalam jagat maya telah menjadi ruang berbagi antar kita. Persinggahan kita dalam ruang-ruang yang berbeda telah memberikan banyak hal yang sebelumnya tak kumengerti atau bahkan tak terjamah oleh kekerdilan otakku.

Lewat surat ini, kusampaikan kelegaan hati atas dahaga yang telah terobati dari kendi-kendi ruanganmu yang sempat tersesap, yang pada akhirnya menjelma menjadi oase yang menyejukkan padang gersang dalam  pikiranku. Dalam surat ini, kubingkai pula award-award sahabat yang seringkali kurasa tak pantas untuk menerima.

Award Smart & Dilligent ini diberikan oleh Aviorclef  si penggila warna coklat.

Juga  empat award manis oleh Seti@wan Dirgant@ra  yang masih sempat mengaktualisasikan diri untuk nge blog meski pasokan listrik sedang menipis mengaliri layar komputernya, terbingkai manis di ruang ini. Ternyata pemedaman bergilir tak pernah menyurutkan semangat apalagi membunuh kreatifitasnya.

Ach... kepalaku membengkak menerima penghargaan macam ini, sementara serpihan angan-angan masih saja tersudut menikmati jedaku. Kalau kupandangi gambar-gambar itu, tampak manis bukan?!. Bahkan lebih manis dan lebih molek jika dibandingkan si Maria Ozawa yang belum sempat kupajang fotonya di ruang ini. "Ach, masa sih?!" Sssssss.....sekedar ngeles, hehe........

Bukannya pelit, tapi sepertinya sahabat sudah menerima award ini, lalu kepada siapa akan ku bagi kebanggaan ini?! Kalau saja si Miyabi itu nge blog, akan kubagikan award ini untuknya, barangkali mampu menumbuhkan gairah yang lain seperti yang sedang menjangkiti pikiranku. Sayang ia tidak seberuntung itu untuk bisa menerima award ini. Begini saja, bila kau singgah dalam ruang jeda ini, ambillah mana yang kau suka sebagai kenang-kenangan dariku, sebagai penumbuh gairah untuk berbagi. Kalaupun kau tak berkenan, simpan saja sekedar untuk menutupi gambar Miyabi di layar komputermu jika saja kau merasa takut gairahmu yang lain bakal membunuh akal sehatmu.

Hahahaha..... jadi ketawa baca postingan ini. Aneh bin ajaib, ngelanturnya kemana-mana. Hehehe....