Senin, 26 Oktober 2009

Drama Sejarah Istana Pasir


Sebuah bangsa bermigrasi dari penjuru lain. Mereka tiba tahun 2000 SM. Negeri subur dengan hamparan lautan luas dan pulau-pulau yang berjajar menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang di pulau-pulau Kalimantan, Sumatra dan Jawa. Hingga pada akhir abad 13, sebuah kerajaan Majapahit berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi seluruh wilayah. Masa-masa itu adalah masa kejayaan dalam sejarah. Di sebuah negeri Nusantara.

Kejayaannya tak berlangsung lama, selang beberapa abad berikutnya sebuah negeri dari belahan Eropa singgah dan dengan mudah menguasai beberapa kerajaan demi mendominasi perdagangan rempah-rempah yang menjadi kekayaan alamnya yang melimpah pada masa itu. Bak istana pasir yang dihempas badai, menghapus mereka tanpa bekas. Beberapa abad lamanya bangsa Eropa itu benar-benar menguasai dan menghancurkan Zaman Keemasan dalam sejarah Nusantara. Negeri Indonesia.

Sejarah telah berlalu. Istana pasirpun tumbuh dengan maju menaungi 17.508 pulau yang terbentang bersama 240 juta rakyat di dalamnya. Pun badai yang menghempasnya. Membawa pada sebuah kemerdekaan meski tak mudah direbut, dengan tetes-tetes darah anak bangsa tentunya. Indonesia, negeri subur yang tak akan pernah rela direbut. Layak dipertahankan demi kita dan anak cucu yang akan tumbuh di dalamnya untuk tetap berdiri menatap merah putih tanpa merasa takut angin kencang merobohkannya.

Sampai pada tahun 1998, istana pasir yang tenteram tiba-tiba dihempas angin dahsyat yang menciptakan gelombang besar dari setiap penjuru yang dinaunginya. Sebuah tragedi terjadi atas ketidak berdayaan sang raja untuk memakmurkan rakyatnya. Sejarah lainpun berlalu, menghapus setiap goresan dari buku yang pernah kita pelajari seiring harapan anak negeri yang terus tumbuh. Berputar-putar seolah mengembalikan ingatan kita untuk tidak melupakannya. Hajatan besar untuk membangun istanapun digelar dengan segenap polemik yang muncul  di balik gegap gempitanya. Lima tahun sekali. Nyanyian kemesraan turut mengiringi sekedar melupakan kepenatan mengingat sejarah. Sebuah prosesi dipersiapkan menyambut pemimpin baru dan para punggawa di belakangnya. Lima tahun yang lalu.

Hingga Oktober di tahun ini, prosesi berlangung dan berulang. Seorang pemimpin yang diharapkanpun terpilih lebih dari separoh jumlah rakyat yang di naunginya sebagai bukti seluruh harapan telah diserahkan dipundaknya. Berharap esok anak cucu mereka tak mengalami nasib yang sama seperti yang mereka alami mengiringi sejarah. Resmi sudah Sang Pemimpin untuk memulai menunaikan amanah untuk negeri, seiring sumpah dan janji yang diiringi berbagai macam polemik dan berbagai aksi atas ketidak puasan atau sekedar intrik menguasai istana pasir yang nampak keropos dan rapuh.

Babak baru sejarah kehidupan istana pasir telah dimulai. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penegakan demokrasi, penegakan keadilan sesuai janjinya kepada anak negeri berharap dapat terwujud esok hari. Kalaupun tidak, drama sejarah istana pasir semoga tak terulang. Oleh ombak negeri luar, atau badai negeri sendiri atas ketidak berdayaan untuk mewujudkan harapan bersama. Tapi, tiap kita punya hak untuk menuntut dan menolak tunduk pada kekuasaan yang menyimpan kebusukan-kebusukan di dalamnya. Semoga istana pasir dengan segenap kerapuhannya tetap kokoh tak bertambah kikis oleh ombak, angin atau  sekalipun badai yang siap menerjang, seperti sejarah-sejarah sebelumnya.

19 Jejak Yang Tertinggal:

sibaho way mengatakan...

semoga 'lanjutkan' ini bisa 'lebih cepat dan lebih baik' :)

narti mengatakan...

harus dibaca berulang-ulang nih, gak ngerti-ngerti...

sda mengatakan...

semoga pemerintahan yang akan datang mampu membawa bangsa ini pada kemajuan, benar-benar mementingkan kepentingan rakyat.
hanya sekedar harapan rakyat jelata akan negeri ini.

Ahmad Salim mengatakan...

semoga penegakan istana pasir jd lebih baik tanpa d wadahi dgn perilaku pejabat yg menyimpang dr aturan tuhan

Sohra Rusdi mengatakan...

Mudah-mudahan penguasa istana pasir ini bisa melanjutkan semua agendanya yg masih tertunda agar istananya bkn lg pasir tp beton berlapis

Dream Competition mengatakan...

Merinding saya membacanya bro.Teringat tragedi yang menelan ribuan nyawa.
Semoga keselanjutannya istana pasir akan selalu waspada di setiap bahaya mengancam.Dan tidak akan terjadi lagi amin.

ateh75 mengatakan...

Semoga istana pasir tetap kokoh dan keelokannya terjaga dan terawat ,walau tanpa kita sadari istana pasir selalu terjamah para punggawa dari istana ntah berantah yg ingin merobohkan istana pasir,aku sebagai rakyat istana pasir hanya berdoa agar sang raja dapat menjaga istananya dengan baik...

ellysuryani mengatakan...

Betapa mudahnya ia roboh bila badai datang menghempas, sebab ia hanya istana pasir. Saya berharap istana pasir kita cepat merehab diri menjadi istana kokoh.

Tisti Rabbani mengatakan...

jadikan istana pasir kita, istana yg kokoh walau diterpa angin dan gelombang..

yansDalamJeda mengatakan...

@all; maaf nich sekali lagi, ga bisa balas satu-satu. Terikasih telah singgah.
Hanya sebuah harapan yang sedikit terlambat mengiringi pelantikan Presiden dan para menterinya. Agak saru sebenarnya menyebut istana pasir pada negeri sendiri. Meski kenyataannya masih banyak kerapuhan di sana-sini. Itulah memang yang musti dibenahi oleh mereka.
Ya, kita hanya menyerahkan harapan di pundak mereka untuk dapat mewujudkannya. Semoga.

lilliperry mengatakan...

istana pasir.. hahaha, sebutannya mantab
semoga kita beruntung kali ini :)

none mengatakan...

sebenarnya semua "istana" itu memiliki fondasi dari bahan yang sama, yang penting adalah bagaimana kita merawat dan mengembangkannya

*nyambung nggak sih?*

re-saintazkiya mengatakan...

paling atas: mari kita lanjutkan dan dukung pemerintahan lebih tepat lebih baik dan pro rakyat,,

Anonim mengatakan...

Tinggal berharap pemerintah mau "memerintah" dengan benar...

attayaya mengatakan...

Istana Pasir yang berada dekat tugu monas sedang merombak

semoga jadi lebih baik
asal ga jadi lebih kaco

ireng_ajah mengatakan...

Istana pasirnya di kasih pager aja..

hehehhehehehe...


Nice post sobat..

yans'dalamjeda' mengatakan...

@all; yap! kita hanya bisa berharap, sambil berbuat sebisa kita. Untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan. hehe, semangat sumpah pemuda!
Bener tuch, ntah dikasih pager atau dirombak asal ga jadi lebih kaco! Eh, cuma kaalo di kasih pager, kita ngadunya ke mana?! Itu kan istana kita juga?!

Anonim mengatakan...

Sentilan yg menarik bro...
salam kenal..



:D

Reni mengatakan...

Istana pasir....., aku tak ingin membangun istana pasir karena sekuat apapun dia, pasti tetap akan mudah hancur oleh ombak.

Posting Komentar

Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda