Selasa, 15 September 2009

Detak Waktu Yang Terlupa*

Aku memang tak bisa menghentikan waktu yang berdetak. Tapi, rasanya sudah terlalu lama aku membiarkan waktu berjalan. Tak terasa semua berlalu begitu cepat. Begitu banyak moment yang terlewat begitu saja dan aktivitas yang tak membekas. Yang pada akhirnya tak mengajarkan apa-apa.

Bukankah semua tempat adalah sekolah dan semua orang adalah guru. Aku telah meyakini itu. Dimanapun kita, di situ kita belajar. Dengan siapapun kita bertemu, berkumpul dan berinteraksi,  di situ banyak pengalaman yang selayaknya bisa kita peroleh.

Ketika kita melewati semuanya, menjalani waktu mengalir dengan apa adanya, tanpa sadar arusnya telah membawa kita pada muara yang tak pernah kita bayangkan. Kita menjadi kikuk, atau bahkan terheran-heran melihat berbagai realitas yang membutuhkan sebuah penyelesaian. Yang kita rasa kita tak cukup bekal untuk menghadapinya. Padahal kita telah menjalani banyak hal, menemui banyak orang, menjumpai banyak tempat. Ternyata kita telah melewatkan banyak pelajaran. Ada Yang Baru disetiap langkah kita!. Semestinya....................

Pada detak waktu yang berlalu dan telah meninggalkanku, aku berbisik. Seringkali aku rindu untuk berhenti sejenak, jeda untuk meluangkan sedikit waktu meresapi dan merenungi apa yang terjadi pada hari. Ketika mata terbuka, matahari telah berada di atas ubun-ubun, teriknya mendahului kesadaranku. Embun pagi tak lagi terasa disela jari-jari, udara pagi tak sempat menyelinap masuk ke hidungku dan enggan menyapa paru-paruku yang masih penuh bercak-bercak nikotin. Di saat semua orang sibuk mengejar harapan, sepertinya aku telah menggapainya. Dalam impian dengan mata terpejam. Di saat matahari mulai beranjak meninggalkan siang, saat orang-orang menggenggam harapannya, aku baru sadar bahwa harapanku masih terselip di bawah bantal. Kehidupan yang aneh. Benar-benar aneh. Lebih anehnya lagi, itu berjalan (tanpa sadar) tidak dalam hitungan hari atau bulan, tapi bertahun-tahun. Tak sadar juga, aku telah berjalan cukup lama!



*Tulisan lama yang sempat terselip. Hanya sebagai pengingat atas gairah yang terlupa.
*gambar dari sini

11 Jejak Yang Tertinggal:

Ivan Kavalera mengatakan...

akhirnya tiba juga di rumah sahabat sehabis perjalanan meletihkan.

ateh75 mengatakan...

Wah postingannya hampir sama nih dngku *,Saat kehilangan waktu *itu judul postinganku,aku sempat kehilangan dng waktu yang membuat ku tak berarti..tapi dng waktu pula aku kembali bangkit ..:

Semua waktu Kau yang memberi
aku hanyalah seonggok yang ada dalam waktu
yang berputar mengelilingi hari ,suka maupun duka ...

ellysuryani mengatakan...

Ya kadang diperlukan berhenti sejenak (jeda) sambil melihat perjalanan kita.

Jhoni20 mengatakan...

wah tulisan yang bagus......jika membahas soal waktu berarti membahas sesuatu yang mutlak yang tidak dapat kita kembalikan kebelakang!!!

yansDalamJeda mengatakan...

@Ivan; monggo jeda sejenak, sekedar mengkhatamkan lelah.
@ateh75; wah...berarti nyambung bathinnya teh?! kan ku tengok tuch waktu! barangkali Ia memberikan waktu yg sama?!
@newsoul; ya, sejenak saja sembari menyusun kembali kekuatan
@JHONI; lewat kartun kan semua bisa?! ya khan?!

Fanda mengatakan...

Penyesalan saja takkan berguna. Biarkan saja waktu yg tlah berlalu tanpa arti itu, anggaplah itu saat2mu belajar bhw hidup itu bukan utk disia-siakan. Maka sekarang, bangkit dan mulailah memberi makna pada tiap waktu yg kau habiskan...

Yunna mengatakan...

waku itu baru terasa berharga saat kita menyia-nyiakannya...

FATAMORGANA mengatakan...

Dalam jeda,... kusempatkan diri buat mampir silaturrahmi dengan sahabat...meskipun inet lagi lemot.

ateh75 mengatakan...

Assalamualaikum..saya mengirim hantaran buka puasa ,silakan diambil di blogku..makasih.

Anonim mengatakan...

wal asri .....

yansDalamJeda mengatakan...

@Fanda; nah ini ni yg tak menyia-nyiakan waktu terbuang cuma-cuma. setuju!!
@Yunna; ga salah!
@Seti@wan Dirgant@ra; tks telah singgah dalam jeda.
@ateh75; apa lg tuch?!
@Anonim; Demi masa..........

tks for all

Posting Komentar

Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda