Aku ragu, apakah kau masih mengingatku......
Kuambil hela nafas panjang sebelum kuketuk daun pintu yang biasa kau buka untuk menyambut kedatanganku.
Entah sudah berapa lama kita berpisah. Melangkahkan kaki masing-masing pada arah yang berbeda. Tak ada janji yang terucap, suatu hari kita harus bertemu kembali di suatu waktu.
Tanpa kau tahu, aku sempat mencari-cari. Apakah jejak kaki kita yang merasa gagah masih membekas di sudut gang tempat kita berlari?
Ach, bisa jadi jejak itu ikut tersapu angin seperti daun kering, atau sudah terangkut keranjang si tukang sampah yang biasa lewat di sana.
Atau mungkin masih tersisa di tanah lapang yang gersang tempat kita menunggu hujan?! Tapi, musim yang berganti bisa jadi menghapus jejak kebersamaan kita.
Jangan-jangan saat turun hujan jejak kita tergenang dan menjadi tempat katak bertelur dan berkubang.
Sebab ketika aku di sana, kulihat katak-katak itu tumbuh besar, beranak pinak, bernyanyi dan menari.
Hari itu, ketika aku tiba di pagi yang buta. Lembaran memori yang kubungkus rapi saat tepat kita berpisah, kubawa serta. Sekiranya ketika nanti kita bertemu, kenang yang mengendap bisa muncul kembali. Lalu, kita bisa membuka cerita yang lain tentang setiap langkah di perjalanan kita. Sesekali mengingat jejak kita yang lalu.
Ya, hanya sesekali saja, bernostalgia sembari menikmati secangkir kopi. Menertawakan luka dan air mata, menangisi tawa canda.
Dengan begitu, kita bisa memaklumi kesalahan-kesalahan yang pernah ada. Meleburkan pahit dan manis yang pernah kita rasa, hingga senja tiba................hingga tak perlu lagi ada tanya, apakah kau masih mengingatku?
4 Jejak Yang Tertinggal:
Well, aku selalu mengingatmu. :)
cerita masa lalu ya sob..btw salam kenal aja
memories never ended
sukses terus buat blognya gan..
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda