Sabtu, 31 Oktober 2009

Semangat Cicak Melawan Buaya

"Apa bisa menang cicak melawan buaya?"  begitu pertanyaan lugu menanggapi kontroversi pertarungan  Cicak versus Buaya. "Mungkin Buaya marah  kali, karena makanannya direbut Cicak", pikir yang lain merasa sok tahu. "Kenapa Cicak dan Buaya  nggak rukun-rukun saja sich?! Salaman kek, maaf-maafan kek, atau ngapain kek!" sanggah mereka yang mencoba menengahi. "Bener tuch, daripada ngurusin cicak, mending pelihara tokek. Bisa laku mahal sekarang". komentar lugupun  keluar dari mereka yang tidak banyak tahu konflik Cicak melawan Buaya. "Lho, kenapa tokek di bawa-bawa?!" pikirku.

Konflik antara Cicak versus Buaya akhir-akhir ini semakin meruncing saja. Masyarakat awam semakin bingung melihat pemberitaan yang menyimpan pro kontra dibelakang konflik itu. Siapa yang benar, siapa yang salah. Siapa yang menang siapa yang kalah. Barangkali  hanya itu yang ditangkap masyarakat awam terkait konflik dua lembaga negara itu.

Sementara, pertarungan masih berlangsung dan terus menghangat. Kondisi terakhir, sepak terjang Buaya yang sebenarnya adalah Kepolisian ternyata berhasil melumpuhkan Cicak yang sesungguhnya adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jutaan mata menyoroti pertarungan itu. Berbagai simpati dan dukungan mengalir dari berbagai pihak yang menyayangkan terkait penangkapan dua pimpinan non aktif KPK yakni Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah yang tengah ditahan oleh Polisi. Banyak hal yang dirasa janggal terkait penagkapan itu. Mengagetkan malah. Padahal menurut berbagai sumber, dua petinggi KPK yang ditahan polisi sejak Kamis, 29 Oktober 2009 kemarin alasannya tidak masuk akal, sementara keduanya memiliki integritas yang tinggi dan kooperatif dengan penyidik Kepolisian sehingga seharusnya tidak dilakukan penahanan.

Keberadaan KPK sesungguhnya merupakan hal positif  dan membanggakan bagi negeri ini, juga di mata internasional. Kelahirannya dianggap sebuah solusi yang mampu memberikan angin segar. Banyak misteri korupsi yang mampu terkuak oleh sepak terjangnya. Tak sedikit pelaku korupsi yang menghabiskan uang rakyat dijebloskan ke penjara. Membanggakan tentunya, meski ditengah eksistensinya mengalami ganjalan. Bagi masyarakat awam termasuk saya, pada akhirnya tidak peduli siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang kalah dan siapa yang menang. Toh sepertinya semua sama saja.

Meski dialog di atas terkesan kurang peduli terhadap konflik Cicak dan Buaya, lagi-lagi toh sepertinya semua sama saja. Persoalan hidup masyarakat sudah terhitung berat, kenapa juga berpikir berat terhadap si Cicak dan si Buaya. Lagi-lagi kesannya, toh sepertinya semua sama saja. Hanya semangat cicak yang barangkali  layak ditiru, sebagai masyarakat kecil layak menyusun kekuatan dan berjuang melawan  sesuatu yang lebih besar dan lebih kuat atas perlakuan yang tidak adil. Hukum negeri ini sepertinya sebuah drama yang hanya layak ditonton saja. Seringkali yang terjadi, maling ayam hukumannya lebih berat  dibandingkan korupsi uang rakyat. Namun meski terkesan tak peduli dengan berkata toh semua sama saja, mereka tentu tetap mengutuk segala bentuk tindak korupsi dinegeri ini. Juga terus berharap hukum di Indonesia  tercinta ditegakkan secara adil dan bijaksana tanpa drama. Hanya itu dan sesederhana itu.

12 Jejak Yang Tertinggal:

Dream Competition mengatakan...

Apapun bentuk kesulitan KPK,moga tetap berhasil memberantas korupsi di Indonesia.

becce_lawo mengatakan...

pada saatnya kebenaran akan muncul bang, tak peduli dia cicak atau buaya.

sibaho way mengatakan...

ini rembetan dari kasus lendir, menghilangkan nyawa orang hingga seperti sekarang....
intrik kelas tinggi. kita hanya dibuat bengong melompong sambil memegang kepala yang mumet.

saya bekerja saja sambil berkarya :)

ellysuryani mengatakan...

Saya juga sedang melirik kasus Cicak dan Buaya ini, sambil ngopi. Ya, lirikannya orang awam yang kesal dengan kasus seperti ini.

ateh75 mengatakan...

sebuah kronologi yg berbelit ,dari bulan mei hingga bulan ini ,ntah siapa yg disalahkan ,ketua KPKnya kah ? dan akhirnya semua masuk perangkap...ah nonton aja deh urusan wong peg-gede.

Clara mengatakan...

pusing sama konflik itu
mending liatin pertarungan cicak buaya beneran, deh...

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

yup, setuju.. :)
buta adalah sisi gelap dari keadilan.. tapi dgn adanya kebijaksanaan, semoga permasalahan itu bisa diselesaikan dgn semestinya..

Sari mengatakan...

Yang penting, kita ga usah ikutan sok rame ngobrolin hal yang mungkin kita ga terlalu paham (kita? elo kaleee) hehehe
Cicak vs Buaya? yang penting KORUPSI HARUS TETAP DIBERANTAS !!!

Sari mengatakan...

BTW, gambarnya kayaknya bagus kalo dijadiin gambar kaos hehehe

suryaden mengatakan...

makin ditutupi makin merembet deh lalatnya...

semoga saja tidak ada yang menang

Yunna mengatakan...

cicak vs buaya...
tak akan ada habisnya. Indonesia gitu...

yans'dalamjeda' mengatakan...

Semua akan berharap persoalan ini tidak direkayasa. Diselesaikan secara adil sesuai hukum yang berlaku. Yang jelas, kita melawan dan mengutuk segala bentuk korupsi. Hanya itu, sesederhana itu.

Posting Komentar

Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda