Suatu kali seorang sahabat mengajakku singgah diwarung sederhana dengan nuansa khas Jawa. Duduk lesehan tanpa kursi, hanya beralas tikar. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan beratap daun yang mirip alang-alang atau tebu. Menu sambal terasi, sayur asem plus tempe goreng dipesan kala itu. "Kangen masakan rumah" katanya. Hidangan yang masih panas membuat butir keringat mengucur dari keningnya. Seperti tak peduli, sementara keringatnya masih mengucur ia menelpon istrinya dengan kata-kata yang beraroma kerinduan yang membuat saya "cemburu" mendengarnya. Begitu katanya saat sedang rindu dengan keluarga di kampung halamannya. Kerinduan ingin bertemu sementara jarak telah memisahkan mereka secara fisik. Lantas apalagi yang dilakukan selain menciptakan suasana yang mirip dengan suasana kampungnya. Atau sekedar bermain imajinasi menciptakan jembatan yang seolah mempertemukan mereka. Paling tidak cara itu bisa mengurangi sedikit rasa kangen dalam hatinya.
Jarak boleh memisahkan kita, sementara rindu tetap ada dalam ruang hati kita. Teknologi yang semakin canggih membuat semua itu seolah tak menjadi masalah. Chatting lewat Facebook, memanfaatkan fasilitas 3G waktu kepingin melihat wajah keluarga, anak, istri atau suaminya. Baca perasaannya lewat blog juga bisa. Semuanya seolah terbangun jembatan yang mendekatkan jarak di antara mereka. Jarak pun menjadi tak masalah. Padahal tak begitu juga, malah ada masalah baru yang timbul dari balik kecanggihannya.
Sudah lama saya tak bertemu dan bercengkerama dengan bebarapa teman jauh yang dulu sempat dekat secara fisik. Lama juga tak saling ngobrol atau sekedar minum secangkir kopi bersama diwarung tempat biasa kita menghabiskan waktu senggang. Kangen juga rasanya. Pada Si Anu yang dari Jogja, Si Ani dari Jakarta, Si Siti dari Bandung, Si Maemunah dari Palembang, Si Gepeng dari kampung saya yang kini sudah lama di Bali, atau Mamat dari Ambon, Si Rita dari Bogor, Si Deni yang dulu sering menemani saya bermain kartu remi, Si Andi, Si Ujang, Si..... hehe, bisa panjang postingannya kalau di tulis semuanya.
Sudah lama saya tak bertemu dan bercengkerama dengan bebarapa teman jauh yang dulu sempat dekat secara fisik. Lama juga tak saling ngobrol atau sekedar minum secangkir kopi bersama diwarung tempat biasa kita menghabiskan waktu senggang. Kangen juga rasanya. Pada Si Anu yang dari Jogja, Si Ani dari Jakarta, Si Siti dari Bandung, Si Maemunah dari Palembang, Si Gepeng dari kampung saya yang kini sudah lama di Bali, atau Mamat dari Ambon, Si Rita dari Bogor, Si Deni yang dulu sering menemani saya bermain kartu remi, Si Andi, Si Ujang, Si..... hehe, bisa panjang postingannya kalau di tulis semuanya.
Rasa kangen timbul dan berganti. Tapi jarak tak memisahkan kita. Banyak yang bisa kita jadikan jembatan untuk menghubungkan kita, membangun imaji yang membangkitkan memori kita saat bersama, melebur rasa kangen yang lama mengendap. Nah, bila sekali waktu saya kangen sama si Anu yang dari Jogja , warung yang jual nasi gudeg saya cari sampai ketemu. Atau sama Maemunah dari Palembang misalnya, saya ubek-ubek alun-alun untuk sekedar mencari mpek-mpek. Sama si Siti, ya tinggal mencari penjual siomay di samping sekolah adik saya. Kalau kangen si Gepeng, saya tinggal mampir ke warung sebelah rumah. Saya tidak memesan apa-apa sama si penjualnya, tinggal tanya bagaimana kabar si Gepeng. Si pemilik warung kan emaknya! hehe.
Sedikit berkurang sudah rasa kangen yang terpendam, meski tak semuanya. Pernah juga saya berpesan kepada mereka. "Cari lontong kupang kalau pas kangen sama saya". Karena setahu saya tak banyak kupang di daerah lain, sementara di Sidoarjo kupang sangat melimpah. Boleh juga bagi sahabat Ruang Jeda, cari saja lontong kupang kalau pas kangen sama saya, barangkali saja ada. hehe. Semua membuat jarak yang memisahkan kita tak menjadi masalah. Tentu banyak cara lain yang bisa dilakukan, bahkan lebih aman ketimbang kecanggihan teknologi yang akhir-akhir ini banyak menimbulkan masalah. Selingkuh misalnya, kan bahaya?!
Sedikit berkurang sudah rasa kangen yang terpendam, meski tak semuanya. Pernah juga saya berpesan kepada mereka. "Cari lontong kupang kalau pas kangen sama saya". Karena setahu saya tak banyak kupang di daerah lain, sementara di Sidoarjo kupang sangat melimpah. Boleh juga bagi sahabat Ruang Jeda, cari saja lontong kupang kalau pas kangen sama saya, barangkali saja ada. hehe. Semua membuat jarak yang memisahkan kita tak menjadi masalah. Tentu banyak cara lain yang bisa dilakukan, bahkan lebih aman ketimbang kecanggihan teknologi yang akhir-akhir ini banyak menimbulkan masalah. Selingkuh misalnya, kan bahaya?!
22 Jejak Yang Tertinggal:
absen dulu ya....
aduh jadi kangen kampung nih...malah pakai nyebut makan lesehan...hiks...
kemajuan tehnologi bisa membuat mereka semakin dekat namun juga sebaliknya.
wadohhh, baca 'sambal terasi, sayur asem plus tempe goreng' malem2.. langsung luaper, tapi dah nggak ada yg jual.. hehe..
kalo 'lontong kupang' kaya gmn ya? sptnya enak tuh.. kpn2 kalo pas jalan mo mampir ahh ke sidoarjo..
duh kebayang nikmatnya lesehan.. jadi aja lapar nih.. kedapur dulu ah barang kali ada indomie... hehe
Kecanggihan Technologi ,mendekatkan yg jauh ,dan menjauhkan yang dekat.terbukti sepasang suami istri yg notobene sekamar bisa serasa jauh dengan adanya internet dng kesibukkannya masing2 beraktifitas didepan komputer dan handpone.
Btw,namaku kok disebut 2 ..kita emang temenan ya dulu ? hihihi
wah jadi lapar baca postingannya mas yan...macam wisata kuliner yak,dari kupang sampe palembang he,he,he...
benar tuh mas, makanan bisa mengingatkan kita akan seseorang...*becce:kapan lagi yah bisa kumpul2 dgn mereka*
makan lesehan? aku juga suka banget, rasanya lebih nikmat apalagi di temenin air terjun dari bambu... *ngayal*
Hm....mantap. Kapan ya kira-kira bisa kopdaran akbar sambil lesehan guna mendekatkan jarak para blogger....!?
Lontong kupang? Aku pernah makan lho, dulu di Malang...rasanya rada aneh :P
iya ya. kalo sama temen lama sampe ga pernah kontak, pasti kena omel tuh, padahal teknologi udah semakin canggih untuk mempersempit jarak
Lontong kupang tu kayak apaan sih mas? Aku baru dengar. Kalo di padang yg ada cuma lontong biasa atau "katupek gulai" paku (pakis)hehehe...
jadi penasaran jg pengen makannya :)
Tapi memang betul tu, salah satu mengobati rasa kangen ya itu mengenang kembali atau melakukan hal2 yg pernah kita lakukan sewaktu bersama yg di kangeni...
Hmm...jadi kangen teman2 juga nich...
Kok nggak ngajak sih? Eh mas biar lebih erat gimana kalau tukeran link?
yap..sebisa mungkin pergunakan teknologi dengan baik untuk hal-hal yang baik pula. jangan jadikan teknologi untuk berbuat sesuatu yang akan menyakiti orang lain (contoh : selingkuh)
jadi berselera makan ni baca postingnya.
btw, mang sekarang lebih enak..teknologi udah manjaiin kita bgt..walaupun berjauhan.
tapi tetep bisa saling 3g-an, chatting atau sekedar say hailewat hp.
@all; kok tiba-tiba jadi kangen sahabat blogger ya?! wah bisa repot kalo gini. sehari bisa makan 15 porsi menu yang berbeda. hahaha.
Ayo kita berimajinasi bareng, sambil makan menu kesukaan kita sendiri.
Tks, telah singgah.
mengingatkan ku pada beberapa moment
Jarak kadang membelenggu kita tapi hati yang terikat masalalu akan tetap menyimpan bayangan dalam saku rindu
Duh, sobat... Semua kita punya kerinduan seperti ini, kerinduan akan keindahan masalalu. Padahal hari inipun akan menjadi masalalu di lain waktu.
Lalu jarak tempuh hatiku tiba juga akhirnya di rumahmu
sepahit apapun masa lalu, selalu rindu untuk dikenang..
sedih banget malem ini
teringat kkasih yg brda djauh sana
jarak bner bner qta sngat sngat sling rindu....
tapi terkadang aku tkut akan dia jenuh dengan semua ini :(
walaupun sbnernya teknologi semakin canggih namun tetap sajah tak bisa dpunkiri bahwa semuanya ttp ada yang berbedaa...
semoga dya tetap betah pacaran ma aku amiiiiiin
Posting Komentar
Akhirnya tiba di Ruang Rehat
Ruang bersama untuk saling memberi nafas, dan setiap kata adalah nafas Ruang Jeda